Khutbah

Khutbah Jumat: Hasad, Penyakit Hati yang Sangat Berbahaya

NU Online  Ā·  Kamis, 26 Agustus 2021 | 23:00 WIB

Khutbah Jumat: Hasad, Penyakit Hati yang Sangat Berbahaya

Ilustrasi Khutbah Jumat: Hasad, Penyakit Hati yang Sangat Berbahaya

Naskah khutbah Jumat ini mengingatkan kita semua tentang dosa paling purba yang pernah dilakukan Iblis dan manusia, yakni hasad. Sebuah penyakit hati yang membuat pelakunya diliputi perasaan iri lalu melakukan hal buruk kepada sesama.

Ā 

Ā 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Hasad, Penyakit Hati yang Sangat Berbahaya". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I

Ā 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲÆŁ Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł†ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ اٰلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŽŲ±ŁŁ‘ Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł°Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŁ€Ų²Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŲ³Ł’Ł…ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¬ŁŁ‡ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų®ŁŁ„ŁŁ‚ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†ŁŽĀ 

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…Ł°Ł†ŁŲŒ ŁŁŽŲ„Ł†ŁŁ‘ŁŠ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł…ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł: Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁŁŁŠŁ’ Ų¬ŁŽŁ†Ł‘Ł°ŲŖŁ ŁˆŁ‘ŁŽŲ¹ŁŁŠŁŁˆŁ’Ł†ŁŪ™ŲŒ Ų§Ł°Ų®ŁŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§Ł“ Ų§Ł°ŲŖŁ°Ł‰Ł‡ŁŁ…Ł’ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ū— Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŁˆŁ’Ų§ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŽ Ų°Ł°Ł„ŁŁƒŁŽ Ł…ŁŲ­Ł’Ų³ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŪ— (Ų§Ł„Ų°Ų§Ų±ŁŠŲ§ŲŖ: ٔ٦-ٔ٧)

Ā 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kenikmatan surga itu lebih utama, lebih lama, dan lebih agung daripada kenikmatan dunia. Kenikmatan dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kenikmatan surga. Karenanya, kita harus terus berusaha menjadi orang yang bertakwa. Karena takwa-lah yang menjadi bekal kita untuk meraih kebahagiaan yang abadi di akhirat.

Ā 

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

Ā 

Ų£ŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽ في Ų§Ł„Ų¬ŁŽŲ³ŁŽŲÆŁ Ł…ŁŲ¶Ł’ŲŗŁŽŲ©Ł‹ Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ­ŁŽŲŖŁ’ ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ­ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŲ³ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ³ŁŽŲÆŁŽŲŖŁ’ ŁŁŽŲ³ŁŽŲÆŁŽ Ų§Ł„Ų¬ŁŽŲ³ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŁ‡Ł Ų£ŁŽŁ„Ų§ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł‚ŁŽŁ„Ł’ŲØŁ (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŲ®Ų§Ų±ŁŠ ŁˆŁ…Ų³Ł„Ł…)

Ā 

Maknanya: ā€œIngatlah sesungguhnya dalam jasad ada segumpal daging, jika ia baik maka baik pula seluruh anggota badan dan jika ia rusak maka rusak pula seluruh anggota badan, ketahuilah, ia adalah hatiā€ (HR al-Bukhari dan Muslim).

Ā 

Yang dapat merusak hati kita adalah penyakit-penyakit hati, di antaranya riya’, ā€˜ujub, sombong, hasad dan dengki. Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wasallam bersabda:

Ā 

لا ŲŖŁŽŲØŁŽŲ§ŲŗŁŽŲ¶ŁŁˆŲ§ ŁˆŁŽŁ„Ų§ ŲŖŁŽŲ­ŁŽŲ§Ų³ŁŽŲÆŁŁˆŲ§ ŁˆŁŽŁ„Ų§ ŲŖŁŽŲÆŁŽŲ§ŲØŁŽŲ±ŁŁˆŲ§ ŁˆŁŽŁƒŁŁˆŁ†ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ اللهِ Ų„ŁŲ®Ł’ŁˆŲ§Ł†Ł‹Ų§ (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŲ®Ų§Ų±ŁŠ ŁˆŁ…Ų³Ł„Ł…)

Ā 

Maknanya: ā€œJanganlah kalian saling membenci, saling hasad, saling membelakangi dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.ā€ (HR al-Bukhari dan Muslim).

Ā 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di antara penyakit hati adalah hasad dan saling membenci. Keduanya menjadi malapetaka besar bagi kerukunan dan ketenteraman hidup bermasyarakat. Dua penyakit hati tersebut akan menjauhkan masyarakat dari sikap saling bekerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan.

Ā 

Hasad yang diharamkan adalah berangan-angan hilangnya kenikmatan dari seorang Muslim disertai usaha untuk menghilangkan kenikamatan itu dengan ucapan atau perbuatan. Jika tidak disertai upaya menghilangkan kenikmatan itu maka bukanlah kemaksiatan. Jadi, orang yang berangan-angan agar sebuah kenikmatan hilang dari seorang Muslim karena orang itu memiliki harta halal yang banyak, istri yang cantik atau anak banyak yang taat atau sifat-sifat yang terpuji; kemudian ia membenci hal itu dan berangan-angan agar kenikmatan itu berpindah kepada dirinya, lalu ia berusaha untuk menghilangkan kenikmatan tersebut dengan berbagai cara, maka ia telah terjatuh ke dalam hasad yang diharamkan.

Ā 

Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia,

Jika kita ingin membersihkan hati kita dari penyakit hasad, maka kita harus melawan hawa nafsu. Melawan nafsu akan membantu seseorang melakukan perbuatan yang diridlai Allah. Para wali Allah tidak meraih derajat kewalian kecuali dengan perjuangan melawan hawa nafsu.

Ā 

Diceritakan bahwa hasad adalah maksiat pertama yang dilakukan di surga, yaitu hasad Iblis kepada Nabi Adam. Hasad juga merupakan maksiat pertama yang dilakukan di dunia, yaitu hasad Qabil kepada Habil yang berujung pembunuhan Qabil terhadap Habil.

Ā 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Seringkali bahaya hasad ini kembali menimpa diri pelakunya. Al-Hafizh Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam kitab Hilyah al-Auliya’ meriwayatkan bahwa pada zaman dahulu, ada seorang raja yang memiliki pengawal yang selalu dekat dengannya. Suatu ketika pengawal itu berkata kepadanya, ā€œWahai raja, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat baik, dan tinggalkan orang yang jahat, niscaya engkau selamat dari kejahatannya.ā€

Ā 

Melihat kedekatan pengawal dengan raja, ada orang yang iri dan berupaya menghasut raja. Orang ini pun berkata kepada sang raja, ā€œWahai raja, pengawalmu telah menyebarkan isu di masyarakat bahwa engkau memiliki bau mulut yang tidak enak.ā€ Raja pun bertanya, ā€œBagaimana aku bisa tahu hal itu?ā€ Orang yang iri itu berkata, ā€œJika pengawal itu menghadap Paduka untuk membicarakan sesuatu, ia pasti akan menutup hidungnya.ā€

Ā 

Pergilah penghasut itu kepada pengawal untuk mengundangnya menghadiri jamuan makan yang telah ia persiapkan. Ia membuat sup dan menaruh bawang putih yang sangat banyak di dalamnya. Keesokan harinya, si pengawal datang dan raja memanggilnya mendekat untuk berbicara kepadanya tentang suatu hal. Pengawal pun menutup mulutnya dengan tangan. Karena termakan hasutan orang yang iri itu, sang raja berkata kepada pengawal, ā€œMenjauhlah!ā€ Lalu sang raja menulis surat serta menandatanganinya, kemudian berkata kepada pengawal itu, ā€œPergilah dan bawa surat ini kepada Fulan, biasanya imbalannya berupa uang seratus ribu.ā€

Ā 

Ketika keluar, ternyata orang yang iri tadi menemui sang pengawal seraya berkata, ā€œApa ini?ā€ Pengawal menjawab, ā€œRaja memberikan ini kepadaku.ā€ Lalu orang yang iri meminta surat itu. Tanpa berpikir panjang, pengawal lalu memberikan surat itu kepadanya. Orang yang iri itu bergegas mengambilnya dan membawanya ke orang yang dituju. Ketika orang-orang membuka surat itu, mereka pun memanggil beberapa algojo. Maka orang yang iri itu berkata, ā€œBertakwalah kepada Allah wahai kaum, kalian menghukum orang yang salah, tanyakanlah kembali kepada raja.ā€ Mereka berkata: ā€œKami tidak ada waktu untuk menanyakan kembali kepada raja.ā€

Ā 

Hadirin, isi surat itu ternyata berbunyi, ā€œJika datang orang yang membawa suratku ini maka potonglah kepalanya, lalu kelupaslah kulitnya dan isilah kulitnya dengan dedak (ampas padi), kemudian bawalah kepadaku.ā€ Para algojo itu pun memotong kepalanya, mengulitinya dan membawanya kepada sang raja. Saat sang raja melihatnya, ia merasa keheranan. Lalu raja berkata kepada pengawal, ā€œKemarilah, jawab dengan jujur, saat kau mendekatiku kenapa engkau memegang hidung dan menutup mulutmu?ā€ Si pengawal berkata, ā€œWahai raja, orang yang iri ini mengundangku dan telah menyiapkan sup, tetapi ia perbanyak bawang putih di sup itu. Disuguhkanlah sup itu kepadaku, lalu saat Paduka memanggilku untuk mendekat, aku berkata dalam hati, jika aku mendekat kepada paduka, maka paduka akan mencium bau tidak sedap ini.ā€ Lalu sang raja berkata: ā€œKembalilah ke tempatmu, dan sampaikan kepada rakyatku mengenai apa yang telah kau katakan tadi.ā€ Lalu raja menghadiahi si pengawal itu dengan harta yang melimpah.ā€

Ā 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

Ā 

Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠŁ’ Ł‡Ł°Ų°ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł

Ā 

Khutbah II

Ā 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ ŁˆŁŽŁƒŁŽŁŁŽŁ‰ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ£ŁŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲµŁ’Ų·ŁŽŁŁŽŁ‰ŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„Ł Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŽŁŁŽŲ§. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų„Ł„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘ŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…ŁŁˆŲ§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ…Ł‹Ų§ŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲŒ ŁŁŁŠŁ’ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų­ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ Ł…ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ اللهم Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŁŠŁŁˆŁ’ŁŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ®Ł’ŲŖŁŽŁ„ŁŁŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŲÆŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽŲŒ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽŲŒ مِنْ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ§ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ų±ŁŒ

Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„Ł†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų„Ų­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŁŽŲ§Ų”Ł ذِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŲŒ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł

Ā 

Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur


Baca naskah khutbahĀ Jumat lainnya:


Ā 

Ā 

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang