Jakarta, NU Online
Kebakaran lahan gambut sudah turun drastis sejak kebakaran hebat pada 2015 lalu. Hal ini dirasakan betul oleh Rio Hendrawan, dai gambut asal Kalimantan Barat.
Berkurangnya angka kebakaran itu, menurutnya, bukan hanya hasil dari kerja kerasnya sebagai dai untuk mengajak masyarakat tidak lagi membakar laham gambut, tetapi juga sinergitas semua elemen dan pihak.
"Karena ada sinergitas polisi, petugas BRG, dai, dan lainnya," ujar Rio saat ditemui NU Online sebelum acara Rakernas dan Konsolidasi Tani Nelayan se-Indonesia di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (1/4).
Sekretaris Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kayong Utara itu menyampaikan bahwa ke depan para dai juga tidak hanya mencegah kebakaran, melainkan mendorong masyarakat untuk memaksimalkan potensi gambut untuk produktifitas.
Hal itu, katanya, dapat terwujud dengan pelibatan para dai dalam sekolah lapang gambut. "Dai diajak terlibat sampai teknis pengolahan lahan gambut," ujarnya.
Informasi produktivitas desa binaan Badan Restorasi Gambut (BRG), menurutnya, juga dapat mendorong masyarakat sekitar gambut lainnya untuk dapat melakukan hal yang sama atau bahkan lebih dari itu.
Upaya BRG untuk melibatkan masyarakat pesantren juga ia apresiasi betul. Keterlibatan santri dalam memadamkan api kebakaran hutan ini pernah dilakukan oleh salah satu pesantren di Kalimantan Selatan. (Syakir NF/Fathoni)