Nasional

Awas, NKRI Sedang Dikepung Empat Kapitalisme Global!

Jumat, 7 Maret 2014 | 07:00 WIB

Sleman, NU Online
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedang dikepung oleh empat kekuatan kapitalisme global, yang secara pelan-pelan akan merongrong keutuhan NKRI, jika tidak dibentengi sejak sekarang. Empat kapitalisme tersebut adalah neoliberal, Islam radikal, sosial demokrat, dan neokomunisme. 

Hal tersebut disampaikan oleh Abdul Mun’im DZ, wakil sekretaris jenderal PBNU, ketika menjadi pemateri dalam Pelatihan Pelatih Tingkat Nasional Pencak Silat NU Pagar Nusa, Selasa (4/3), di Gedung Youth Centre, Tlogoadi, Mlati, Sleman, DI Yogyakarta.

NU yang memang sejak awal selalu berada di garda terdepan demi keutuhan NKRI, akan selalu merasa siap untuk melakukan apapun demi keutuhan NKRI. “Jika dahulu yang disuarakan dalam NU adalah Kembali ke Khittah 1926, maka sekarang adalah saatnya mensuarakan Kembali ke Khittah NKRI,” tandasnya. 

Menurutnya, meski terkadang NU nampak sering diremehkan, sesungguhnya NU memiliki kekuatan besar di Indonesia, khususnya dalam pertahanan NKRI. Bahkan lebih besar dan lebih disegani daripada pemerintah. Namun hal yang disayangkan adalah selama ini NU mudah terprovokasi. 

Ia pun menyitir kata-kata KH Abdul Wahab Hasbullah yang berbunyi: “Kekuatan NU ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam, tetapi hanya gelugu alias pohon kelapa sebagai meriam tiruan”.

Ia mengajak semua pihak agar tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal yang sebenarnya akan merusak keutuhan NU dan NKRI. Ia menghimbau agar NU tetap bersatu, kompak, dan solid, agar dapat selalu menjadi benteng dalam mempertahankan NKRI. 

Ia juga mengingatkan para anggota DPR agar membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat. 

Sementara itu, disampaikan Mun'im DZ, keempat kapitalisme global yang sedang mengepung NKRI tersebut masing-masing memiliki tujuan, metode, dan strategi sendiri-sendiri. Meski beberapa memiliki kemiripan. Berikut cuplikan penjelasan dari slide show yang ditampilkan oleh pemateri saat itu.

Pertama, neoliberal yang berasal dari USA. Tujuannya adalah terwujudnya demokrasi liberal, merebut pengaruh politik, dan menguasai sumber daya alam serta ekonomi yang ada di Indonesia. Kini, sumber tambang emas di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, sedang menjadi incaran dan rebutan antar negara-negara besar, seperti China, USA, Jerman, dan lainnya. 

Adapun metode yang digunakan adalah dengan mengangkat isu HAM dan lingkungan hidup, melakukan tekanan ekonomi, serta infiltrasi dan inovasi. 

Sedangkan strateginya adalah dengan mengubah atau mengganti UUD dan peraturan perundang-undangan lainnya, campur tangan berbagai konflik, dan mempengaruhi pola pikir.

Kedua, islam radikal yang bersumber dari Saudi Arabia. Tujuannya adalah mewujudkan khilafah Islamiyah, Negara Islam Indonesia (NII), dan menegakkan syari’at Islam.

Metode yang digunakan adalah dengan memasuki wilayah parlementer plus, yakni bidang sosial dan bawah tanah, serta mengatasnamakan jihad atau menggunakan teror. Adapun strateginya sama dengan yang digunakan oleh neoliberal.

Ketiga, sosial demokrat yang berasal dari Uni Eropa. Tujuan, metode, dan strategi yang digunakan kurang lebih sama dengan neo liberal. Namun di sini sosial demokrat memiliki strategi tambahan, yakni dengan mengusung teologi pembebasan dan melakukan dekonstruksi.

Keempat, neokomunisme. Tujuannya adalah untuk merebut kekuasaan politik, serta melaksanakan konsepsi PKI. 

Metodenya yaitu dengan motif balas dendam, menghancurkan tatanan sosial, menciptakan konflik vertikal maupun horizontal, serta dengan melakukan sabotase.

Adapun strategi yang digunakan adalah sama dengan neoliberal, dengan tambahan melakukan dekonstruksi. (Dwi Khoirotun Nisa’/Mukafi Niam)