Pakar pendidikan Muhammad Zuhdi mengatakan efektivitas PJJ bisa dilihat setidaknya dari empat hal. "Untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dan dalam jaringan sekurang-kurangnya memerlukan empat hal," katanya kepada NU Online pada Selasa (17/3).
Pertama, ketersediaan hardware dan software di dua sisi, yakni guru dan siswa. Kedua, ketersediaan jaringan internet yang stabil.
Persoalan utamanya adalah, katanya, PJJ harus dilaksanakan di rumah. Hal ini menuntut guru dan siswa untuk mandiri dalam menyiapkan perangkatnya.
"Ketersediaan perangkat tidak sepenuhnya bergantung pada sekolah atau madrasah, melainkan pada masing-masing guru dan siswa," kata Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Efektivitas PJJ, menurutnya, akan bergantung pada kesiapan di atas. Bila sekolah, guru dan siswa siap, tentu akan efektif.
Melihat hal tersebut, kesiapan sekolah, pelajar, dan tenaga pendidik di Indonesia sangat variatif. "Bisa dikatakan, sebagian siap, sebagian terpaksa siap, sebagian lainnya tidak siap," ujarnya.
Kebijakan ini tentu memberikan pengaruh terhadap pendidikan Indonesia. Bila siswa mampu memanfaatkan momentum ini dengan baik, menurutnya, PJJ akan menjadi modal buat mereka untuk bisa menjadi pembelajar mandiri di masa depan.
"Apalagi modul-modul pembelajaran daring saat ini sudah banyak didesain untuk memenuhi kebutuhan siswa masa kini," katanya.
Pasalnya, di masa depan, model pembelajaran daring ini akan menjadi lebih dominan dari model konvensional tatap muka.
Pewarta: Syakir NF
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua