Nasional

Etika Dunia Maya seperti di Dunia Nyata

Senin, 28 Mei 2018 | 15:00 WIB

Garut, NU Online
Chief Strategy Officer Provetic Indonesia Shafiq Pontoh mengatakan, sebetulnya etika dunia maya sama saja dengan dunia nyata. Ia menyatakan hal itu pada Safari Ramadhan yang berlangsung di Pondok Pesantren Cisurupan, Ahad (27/5). Kegiatan itu juga diikuti santri Darussalam Cisurupan, asuhan KH Ishak Farid, santri Fathul Hidayah KH Endang Abd. Majid, Munawwarotul Hidayah asuhan K. Ahmad Ghazali, Al Jannah, asuhan A. Mamad Muhammad, Najahhaan Bayongbong auhan KH Yusuf Soban.

Ia kemudian memberikan beberapa tips kepada sekitar 500 santri agar tidak menjadi korban internet saat menggunakan media sosial. 

Pertama, perhatikan karakter platform. Kedua, self branding, kenali potensimu. Ketiga, tidak memposting keburukan orang. Keempat, menghargai pendapat orang lain.

Trolling adalah sebuah cara memancing emosi seseorang melalui komen – komen pada postingan seseorang. Jangan nyinyirin status orang,” katanya. 

Kelima, santri disarankan agar sensitif terhadap isu-isu terkini. Keenam, menghargai privasi orang. 

“Meminta izin sebelum memberi tag seseorang karena pengambilan gambar yang tidak baik bisa merusak citra pribadi dan profesional seseorang,”  katanya. 

Ketujuh, menghindari memposting data diri yang terlalu detail. Demi keamanan sebaiknya hindari memposting alamat, biodata, kebiasaan, id card atau paspor. 

Karena menurut dia, hal itu tidak menutup kemungkinan dijadikan alat untuk tindak kejahatan. 

Kemudian ia menyarankan agar tidak memakai postingan orang lain tanpa izin dari pemiliknya. Lalu, tidak turut menyebarkan hal-hal yang meresahkan atau menyebalkan.

“Tidak melakukan spamming. Contohnya memposting informasi atau iklan suatu produk yang tidak pada tempatnya dan hal ini sangat mengganggu postingan seseorang. (Abdullah Alawi)