Jakarta, NU Online
Ketua umum PP Fatayat NU, Anggia Ermarini mengapresiasi seluruh penyelenggara pemilu dari tingkat pusat hingga paling bawah. Menurutnya penyelenggara pemilu telah bekerja keras sehingga pemilu terbesar dan paling kompleks dekade ini bisa terselenggara dengan baik.
"Ini hajat besar yang paling kompleks yang pertama kali, barangkali yang diselenggarakan oleh bangsa Indonesia. Dan kita semua patut bersyukur pelaksanaannya aman, damai dan lancar. Kita harus berikan apresiasi besar pada mereka semua," kata Anggia pada syukuran Harlah ke-69 Fatayat NU di Gedung PBNU Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (24/4).
Disinggungdinamika usai Pilpres, Anggia menyebut hal itu sebagai sesuatu yang wajar, mengingat kontestasi tidak mungkin menyenangkan semua.
"Wajar kalau ada sebagian pihak belum bisa menerima dengan lapang dada atas hasil yang diperoleh. Terpenting semua mau menghormati apa pun hasil akhir yang ditetapkan KPU pada 22 Mei nanti," ujarnya.
Terkait adanya provokasi yang dikembangkan terkait hasil hitung cepat, Anggia menyerukan agar masyarakat tetap tenang sampai hasil resmi dari KPU dinyatakan selesai.
Kontribusi Fatayat NU Sukseskan Pemilu
Pada kesempatan tersebut, Anggia menceritakan keterlibatan Fatayat NU dalam mendukung kesuksesan pemilu serentak, yakni melalui Gerakan Ronda Pemilu (GRP).
"Pada awal April lalu Fatayat meluncurkan Gerakan Ronda Pemilu sebagai bentuk partisipasi aktif menyukseskan Pemilu. Gerakan ini dimotori oleh kader-kader Fatayat NU untuk mengajak masyarakat datang ke TPS, menggunakan hak pilihnya sekaligus memantau penghitungan suara dan prosesnya di TPS masing-masing," beber Anggia.
Kader-kader GRP Fatayat NU menemukan beberapa fakta menarik, di antaranya perjuangan petugas penyelenggara pemilu di daerah untuk mengantarkan kotak suara, penghitungan surat suara yang sampai hari berikutnya belum juga tuntas, hingga perdebatan antar saksi paslon yang tidak terima atas hasil perolehan suaranya.
Melalui Gerakan Ronda Pemilu (GRP) sampai saat ini masih terus bekerja di lapangan untuk mengawal proses penghitungan suara. Alhasil, GRP Fatayat NU turut berkontribusi menggerakkan masyarakat terutama kaum perempuan dalam menggunakan hak pilihnya sehingga tercatat angka golput pada pemilu kali ini menurun.
Dalam harlahnya kali ini, PP Fatayat NU mengundang berbagai tokoh lintas agama untuk secara khusus menegaskan kembali nilai-nilai perdamaian setelah gelaran pemilu. Di antara yang hadir adalah WHDI (Wanita Hindu Dharma Indonesia), KOWANI, Lajnah Imaillah Muslim Ahmadiyah, PGI dan Wanita Budhis Indonesia. Selain itu hadir perwakilan PP IPPNU, Kopri PMII, dan Muslimat NU. (Kendi Setiawan)