Nasional

GP Ansor Galakan Kaderisasi Indonesia Timur

Rabu, 19 Desember 2012 | 23:22 WIB

Jakarta, NU Online
Gerakan Pemuda Ansor menekankan perlunya percepatan proses kaderisasi di wilayah Indonesia Timur, khususnya Maluku dan Papua.

<>

Selama ini daerah tersebut mengalami kemandekan kaderisasi sehingga ke depan akan menjadi perhatian khusus.

“Kita akan menggalakkan kaderisasi di Maluku dan Papua yang selama ini kurang terperhatikan dengan baik,” ungkap Idy Muzayyad, salah satu Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor yang membawahi wilayah Maluku dan Papua, kepada NU Online di Jakarta, Rabu (19/12).

Berkenaan dengan itu, PP GP Ansor telah menfasilitasi pelaksanaan Pelatihan Kader Dasar (PKD) di Ambon pada 6-8 Desember 2012 lalu, bertempat di Pondok Pesantren Al-Ikhlash, Air Besar, Ambon. Persiapan dan pelaksanaan PKD dibantu sepenuhnya oleh Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kota Ambon di bawah kepemimpinan Daim Baco Rahawarin.

PKD diikuti oleh 35 kader dari PC GP Ansor se-Maluku. “Sengaja dipilih tempat pesantren, untuk mengingatkan kita pada perjuangan ulama NU dan semangat back to basic, yang memang juga sedang digalakkan Ansor,” tutur Idy.

Berdasarkan pengakuan sejumlah pengurus dan senior Ansor di Maluku, PKD terakhir dilaksanakan pada saat Gus Dur masih menjabat Ketua Umum PBNU, yakni sekitar tahun 1998. Itu artinya telah terjadi kevakuman pengkaderan Ansor selama kurang lebih 14 tahun.

“Empat belas tahun bukan lah masa yang sebentar. Itu menyisakan pekerjaan rumah dan hutang pengkaderan yang harus dibayar bersama oleh kepengurusan sekarang,” papar Mantan Ketua Umum PP IPNU ini.

Karena itu, tahun depan PKD akan diadakan lagi secara beruntun, baik yang difasilitasi oleh PP GP Ansor atas inisiatif PW dan PC GP Ansor maupun gabungan antara keduanya.

“Yang paling penting bagaimana pengkaderan dijalankan, karena pembenahan sistem kaderisasi menjadi misi utama kepengurusan Ansor di bawah kepemimpinan Sahabat Nusron Wahid saat ini,” imbuh Idy.

Idy menilai, sebenarnya potensi NU dan Ansor di daerah Indonesia Timur, khususnya Maluku, sangatlah besar. Hanya saja, potensi yang besar itu belum dikelola dengan baik, sehingga hidupnya organisasi lebih sering bertepatan dengan momen-momen politik khusus.

“Hal ini tidak bisa lagi dibiarkan karena dapat menimbulkan ‘the lost generation’ dan lemahnya kekuatan NU,” pungkasnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis    : Mahbib Khoiron