Nasional

Ibadah Puasa Jadi Pendidikan Sepanjang Hidup yang Tak Pernah Ada Akhirnya

Ahad, 9 Maret 2025 | 19:30 WIB

Ibadah Puasa Jadi Pendidikan Sepanjang Hidup yang Tak Pernah Ada Akhirnya

KH Wahid Nuruddin dalam Ngaji Tematik Jelang Buka Puasa yang digelar LD PBNU, di Masjid An-Nahdlah PBNU, Jakarta, pada Sabtu (8/3/2025). (Foto: tangkapan layar TVNU)

Jakarta, NU Online

Wakil Ketua Umum Ikatan Dai Nusantara KH Wahid Nuruddin menyampaikan bahwa ibadah puasa menjadi pendidikan sepanjang hidup yang tidak pernah ada akhirnya.


“Pendidikan puasa ini adalah pendidikan sepanjang hidup, yang tidak pernah akan ada akhirnya karena di dalam puasa itu nanti ada pendidikan yang sepanjang hidup kita terus menerus belajar,” ujar Kiai Wahid dalam acara Ngaji Tematik Kitab Kuning Jelang Buka Puasa di Masjid An-Nahdlah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, pada Sabtu (9/3/2025).


Menurutnya, ibadah puasa akan menjadikan seorang Muslim terus belajar bertakwa kepada Allah.


“Ibadah puasa itu targetnya supaya kita menjadi orang yang bertakwa kepada Allah, seperti menjaga hawa nafsu, menjaga lisan,” katanya.


Ia menjelaskan, puasa adalah bentuk pengabdian yang langsung menyentuh hubungan seorang hamba dengan Tuhan.


"(Puasa) bukan sekadar menahan diri dari makanan, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan hubungan kita dengan Allah,” tambahnya.


Ia juga menerangkan bahwa ibadah puasa dapat membuat seorang Muslim belajar untuk menjauhi dan meninggalkan larangan-larangan Allah.


“Kita terus belajar untuk taat menjalankan perintah-perintah Allah dengan baik dan benar untuk meninggalkan larangan-larangan yang Allah perintahkan,” katanya.


Lebih lanjut ia menjelaskan, berpuasa dapat membiasakan diri menjadi lebih banyak bersyukur.


“Ibadah puasa itu pendidikan luar biasa kalau kita membiasakan yang sederhana itu nikmat kalau kita membiasakan yang sedikit, dinikmati, disyukuri, yang banyak juga dinikmati, disyukuri,” katanya.


Pengurus Lembaga Dakwah PBNU itu menyampaikan bahwa Ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk belajar menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.


“Kalau rajin dan terbiasa puasa, rajin ngaji, shalat maka imannya kuat, kalau imannya kuat maka syukurnya kuat dijamin oleh Allah. Kalau kita taat menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan Allah maka hidup kita akan lebih dari cukup,” katanya.


Kiai Wahid mengajak umat Islam untuk belajar karakter moral dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan guna meningkatkan iman dan takwa.


“Ayo kualitas pendidikan, kualitas sekolah karakter moral ibadah puasa di tahun ini kita tingkatkan. Kalau iman dan takwa kita kuat, maka hidupnya akan bahagia dan ada manfaatnya,” ungkapnya.