Jember, NU Online
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) harus menjadi salah satu titik tekan pemerintah dalam mengembangkan ekonomi Indonesia ke depan. Sebab UMKM memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan masyarakat kecil. Di antaranya adalah sebagai sarana untuk mengentas kemiskinan dan meningkatkan perekonomian rakyat kelas bawah secara merata.
“Kita berharap agar pemerintahan Jokowi-KH Ma’ruf Amin yang baru dilantik mempunyai perhatian khusus kepada UMKM karena sektor ini besar sekali perannya dalam membangun ekonomi kerakyatan,” tutur HM Al-Khaqqoh Istifa kepada NU Online di sela-sela kunjungannya ke sejumlah petani jagung di Jember, Ahad (27/10).
Menurut Gus Khaqqoh, sapaan akrabnya, pemberdayaan UMKM menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi jika ingin ekonomi nasional mengalami pertumbuhnan secara signifikan. Hal ini karena jumlah unit usaha yang ada di Indonesia, 99 persen merupakan usaha mikro dan kecil.
“Jadi memang pertumbuhan ekonomi nasional, sangat tergantung pada pemberdayaan UMKM, karena di situ juga ada penyerapan tenaga kerja, ada perputaran ekonomi rakyat, dan sebagainya,” tegas Ketua Umum Inkopsim (Induk Koperasi Syirkah Muawanah) ini.
Gus Khaqqoh lalu membeber sejumlah permasalahan yang mendera UMKM. Di antaranya adalah produktivitasnya yang rendah karena tidak didukung oleh kualitas SDM (sumber daya manusia) yang lumayan, khususnya yang terkait dengan bidang pemasaran, manajemen, dan teknologi. Selain itu, tidak ada kreasi untuk mengembangkan produk sesuai dengan keinginan zaman.
“Ini perlu adanya pelatihan marketing, manajemen dan sebagainya untuk para pelaku UMKM,” jelasnya.
Kendala lainnya adalah pelaku UMKM tidak mempunyai akses modal yang memadai sehingga kerap terjebak pada rentenir. Jika sudah bermain-main dengan rentenir, maka tentu sangat sulit bagi para pelaku UMKM untuk tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Sebab, keuntungannya banyak tersedot untuk membayar bunga.
Gus Khaqqoh mengakui memang pernah ada skema dari pemerintah terkait dengan pembiyaan UMKM, namun syaratnya sangat berat, dan beban bunganya juga terlalu tinggi.
“Kalau ini (masalah biaya) bisa diatasi, mungkin separuh kendala UMKM sudah selesai,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Serangan Israel Kian Brutal, Tubuh Warga Palestina Terhempas ke Udara
2
Di Masa Orde Baru, Pendiri IPPNU Ditahan di Polsek Gegara Ceramah, Ditolong oleh Ayah Gus Baha
3
Santer Dikabarkan Mangkrak, Kini IKN Dijadikan Lokasi Wisata Libur Lebaran
4
Rupiah Makin Melemah, Bank Mulai Jual Dolar AS Dekati Rp17.000
5
Peringatan Haul Ke-219 Syekh Arsyad Al-Banjari Jadi Destinasi Religi saat Libur Lebaran
6
Unisma Buka Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Pesantren, Santri akan Dibina 24 Jam
Terkini
Lihat Semua