Nasional

Kemenag Prediksi 1 Syawal 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025

Sabtu, 22 Maret 2025 | 08:00 WIB

Kemenag Prediksi 1 Syawal 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025

Dirjen Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad saat jumpa pers, Jumat (21/3/2025) di kantor Kemenag Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat. (Foto: NU Online/Fathur)

Jakarta, NU Online

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Bimas Islam Kemenag) Abu Rokhmad memprediksi 1 Syawal atau lebaran tahun ini akan jatuh pada 31 Maret 2025.


"Menurut hitung-hitungan ahli hisab kemungkinan insyaallah kita akan lebaran di 31 Maret," ucapnya pada usai Konferensi Pers di Gedung Kemenag, Jalan MH Thamrin pada Jumat (21/3/2025).


"Karena kita tidak bisa melihat hilal tanggal 29, maka Ramadhan digenapkan 30 hari jadi 1 Syawal jatuh pada 31 Maret 2025," tambahnya.


Menurut Abu Rokhmad, hal itu didasari belum terpenuhinya kriteria imkanur rukyat berdasarkan MABIMS yang masih di bawah ufuk atau minus 3 derajat.


"Menurut hitungan hisab dan hitungan ahli rukyat posisi hilal itu masih di bawah ufuk antara minus 3 derajat sampai minus 1," terangnya.


Namun ia mengungkapkan pihak pemerintah tetap melakukan pemantauan di 30 titik di seluruh wilayah Indonesia untuk memverifikasi atas perhitungan hisab.


Abu menuturkan tidak mungkin hilal dapat diamati pada saat rukyat namun pemerintah tetap lakukan rukyatul hilal karena merupakan ajaran  dan syiar islam.


"Artinya tidak mungkin hilal itu dapat diamati meskipun tidak dapat diamati rukyatul hilal tetap dilakukan karena merupakan ajaran islam dan syiar islam," jelasnya.


Abu menjelaskan dalam rukyatul hilal terdapat 2 macam aspek ilmu pengetahuan yaitu ilmu fikih dan ilmu astronomi.


"Oleh karena itu di situ sebenarnya ada aspek ilmu pengetahuan, ada integrasi ilmu pengetahuan antara ilmu fikih di satu sisi dan ilmu astronomi di sisi yang lain," imbuhnya.


Ia juga menambahkan kegiatan rukyatuk hilal dilakukan karena pemerintah memfasilitasi perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan astronomi untuk memastikan jikalau terdapat selisih angka antara prediksi dan pemantauan.


"Meskipun tidak mungkin kita bisa melihat hilal tapi rukyatul hilal kita lakukan karena kita memfasilitasi perkembangan pengembangan ilmu pengetahuan astronomi siapa tahu kemudian nanti dalam pengamatan teropong yang sangat canggih itu barangkali ada selisih angka antara yang diprediksi dengan yang dipantau, itu pentingnya," ungkapnya.


Abu mengatakan Kementerian Agama akan melakukan sidang isbat pada 29 Maret 2025 di Gedung Kemenag Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.


"Kami akan menggelar Sidang Isbat awal Syawal pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, Sidang Isbat selalu digelar pada tanggal 29 Sya'ban untuk menetapkan awal Ramadhan," pungkasnya.