Nasional

Kepala BNPT Luncurkan Buku Catatan jelang Akhir Kepemimpinannya

Kamis, 14 Februari 2019 | 19:30 WIB

Jakarta, NU Online
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, MH, meluncurkan sebuah buku berjudul “'Catatan Suhardi Alius: Memimpin Dengan Hati: Pengalaman sebagai Kepala BNPT” di di Auditorium Lemhanas, Jakarta, Kamis (14/2). 

Buku ini berisi pengalaman reflektif Suhardi selama memimpin BNPT sejak tahun 2016. Poin penting dalam buku ini adalah bagaiamana cara Suhardi dalam menggunakan pendekatan lunak (soft power approach) dalam melakukan deradikalisasi dan penanggulangan terorisme secara umum.

Sepanjang menjabat sebagai kepala BNPT Suhardi Alius menunjukkan soft approach dengan mendatangi 'sarang teroris'. Di antaranya kampung Tenggulan, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, kampung bomber Bom Bali Amrozi dan Muklas. 

Di kampung itu, BNPT bekerja bersama puluhan mantan teroris dengan mendirikan TPA dan Musholla yang menjadi wadah melakukan deradikalisasi terhadap para mantan teroris. Saat ini puluhan mantan teroris di kawasan tersebut telah tergabung dalam Yayasan Lingkar Perdamaian dibawah pimpinan adik Amrozi, Ali Fauzi, yang terus bekerja bersama BNPT dalam melakukan proses deradikalisasi.

Pendekatan serupa juga dilakukan dengan mendatangi pesantren kecil milik mantan teroris ustadz Khairul Ghazali di Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, Sumatera Utara. Di sana BNPT membangun masjid dan pondok pesantren yang lebih layak untuk anak-anak teroris yang diberi nama “Al Hidayah”. 

Dampaknya, puluhan anak teroris yang dulu membenci Indonesia, aparat kepolisian, BNPT, kini telah mengikuti proses pengibaran bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap peringatan kemerdekaan pada 17 Agustus. 

Semua pengalaman tersebut dituangkan dalam bukunya. Ia berharap, buku tersebut bisa menjadi catatan pengalaman bagi para penerusnya. "Mudah-mudahan berguna buat adik saya. Karena tahun depan saya akan paripurna," kata Suhardi.

Peluncuran buku  ini dihadiri sejumlah narasumber lain seperti Buya Syafii Maarif, imam besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar, Menristek Dikti Prof M Nasir, mantan Mentamben yang juga guru besar ITB Prof. Dr. Kuntoro Mangkusubroto, Dr. Zainal Arifin Mochtar (Ketua Pusat Kajian Antikorupsi Pukat), Suryopratomo (Ketua Dewan Penasehat Forum Pimred), dan Ali Imron (pelaku bom Bali) dengan Presenter Prita Laura. (Ahmad Rozali)