Komnas Haji: Pengurangan Petugas Haji 2025 Jadi Tantangan dan Titik Krusial
Jumat, 17 Januari 2025 | 14:00 WIB
Jakarta, NU Online
Komisi Nasional Haji memperkirakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 M/1446 H akan berhadapan dengan tantangan yang tidak ringan. Paling krusial adalah kebijakan pengurangan jumlah petugas dari pemerintah Arab Saudi yang sangat drastis, dari tahun lalu sekitar 4.200 orang dipangkas menjadi 50% sehingga tahun ini hanya akan ada sekitar 2.100-an orang petugas atau sekitar 1% dari jumlah jamaah haji 2025 yang mencapai 221.000 orang.
Menurut Ketua Komnas Haji, Mustolih Sirajd, petugas haji dengan jumlah tersebut tentu sangat tidak ideal dengan jumlah kuota jamaah, sehingga akan menjadi tantangan tersendiri dalam penyelenggaraan ibadah haji.
"Ketika belum dikurangi saja jumlah petugas masih belum cukup, apalagi ini dikurangi. Soal ini akan menjadi titik krusial," ujar Mustolih dalam keterangan kepada NU Online, Jumat (17/1/2025).
Alasan pengurangan petugas menurut informasi karena Arab Saudi ingin melakukan penguatan rasio jumlah petugas dengan mengoptimalisasikan layanan digital.
Jika disimulasikan dengan hitungan tersebut, kata Mustolih, maka rasio pendampingan menjadi 1 petugas untuk 100 jamaah. Sementara pada kuota normal 221.000 jamaah dengan 4.200 petugas tahun lalu, rasionya adalah 1 petugas dapat melayani 50 jamaah. Dengan asumsi itu, lanjut Mustolih, per keloter (kelompok terbang) yang berjumlah 300 atau 400 jamaah hanya akan didampingi 3 petugas.
"Kondisi ini tentu sedikit banyak akan berpengaruh terhadap layanan dan kelancaran haji," jelas dia.
Menurut Mustolih, berkurangnya jumlah petugas berpotensi menimbulkan persoalan terutama pada saat menjelang, puncak, dan pasca-puncak haji terutama di kawasan Armuzna yang jika kekurangan petugas dapat menyebabkan jamaah tersesat karena tercerai berai dari rombongannya.
Dia mengatakan, layanan juga tidak akan terdistrubusi dengan baik. Tidak semua jamaah memahami medan di tanah suci dan mampu mengoperasikan layanan digital, apalagi bagi kalangan lansia. Terlebih pasca-Armuzna stamina petugas biasanya juga menurun.
"Sebab itu, pemerintah mesti terus berusaha keras meyakinkan pihak Arab Saudi agar kebijakan pengurangan petugas bisa ditinjau ulang karena jamaah haji Indonesia memiliki latar belakang yang sangat beragam," ucap Mustolih.
Jika akhirnya kebijakan tersebut tidak berubah, kata dia, maka para petugas dan perangkat terkait harus bekerja sangat keras dari level petugas pusat, petugas daerah, KBIHU, ketua rombongan (karom), ketua regu (karu), daker (daerah kerja), hingga seksus (sektor khusus).
"Petugas yang direkrut harus mereka yang benar-benar sehat, secara fisik sangat kuat, dan memahami medan di tanah suci serta paham betul manasik haji," tandas Mustolih.
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
3
Khutbah Jumat: Menggapai Ridha Allah dengan Berbuat Baik Kepada Sesama
4
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
5
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
Terkini
Lihat Semua