Pagelaran Wayang Kulit Tutup Peringatan Harlah GP Ansor
Kamis, 19 Juli 2012 | 12:15 WIB
Solo, NU Online
Peringatan puncak harlah ke-78 Gerakan Pemuda (GP) Ansor ditutup dengan pagelaran wayang kulit di stadion Manahan jalan Adi Sucipto, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (18) malam. Pementasan wayang kulit ini adalah acara terakhir dari sejumlah rangkaian peringatan harlah GP. Ansor seperti Apel Banser, Anugerah Wirasantri Mandiri, Workshop Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Konferensi Internasional IIFIS.<>
Pementasan wayang kulit ini didalangi oleh dalang kondang, Ki Enthus Susmono. Pementasan wayang kulit Rabu malam, mengambil lakon ‘Antareja’. Lakon tersebut dimulai pada pukul 22.44 seusai zikiran dan selawatan yang dipimpin oleh Habib Syekh Assegaf.
Pertunjukan wayang tersebut adalah bentuk apresiasi GP Ansor terhadap seni budaya tradisional. Pagelaran lakon wayang bagi GP Ansor bisa menjadi wadah penyampaian nilai yang mendidik sekaligus hiburan bagi para penonton.
Sedikitnya dua ribu lima ratus penonton memadati halaman parker stadion Manahan. Mereka datang dari dalam kota Surakarta dan kabupaten sekitar. Meski sempat diguyur tetesan hujan, semangat para penonton tidak berkuran untuk mengerumuni panggung dari delapan arah mata angin.
Sebelum lakon ‘Antareja’ dimulai, Nusron Wahid, Ketua Umum PP GP Ansor, Dahlan Iskan, Menteri BUMN, dan perwakilan Kemenkominfo member sambutan singkat. Sesaat sebelum mulai, Ki Enthus meminta grup gamelannya untuk memainkan ‘Mars Ansor’. Nusron Wahid menyanyikan Mars Ansor dengan iringan gamelan.
“Pementasan wayang ini ditujukan GP Ansor agar masyarakat mencintai kesenian di Indonesia. Bentuk kecintaan terhadap kesenian tradisi adalah dengan memberikan panggung bagi para seniman,” kata Nusron dalam sambutannya di hadapan dua ribu lima ratus penonton yang sebagian sudah duduk menggelar Koran.
“Mbok ya kita ini mencintai Rasulullah dan kiai. Belajar fiqih ojo dilali ,” salah satu ungkapan Ki Enthus saat mendalang lakon ‘Antareja’, Rabu malam.
Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis : Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Innalillahi, H Tosari Widjaja Wafat dalam Usia 84 Tahun, Aktivis NU Sejak Muda
2
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
3
Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat
4
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
5
Gelar Munas, Sako Pramuka Resmi Berganti Nama Jadi Pandu Ma'arif NU
6
Harlah Ke-95, LP Ma’arif NU akan Wujudkan Visi Pendidikan Bereputasi Internasional
Terkini
Lihat Semua