Nasional

PBNU Ajak Tiongkok Perangi Terorisme Internasional

Jumat, 17 Juni 2016 | 08:18 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengajak Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng untuk memerangi terorisme internasional yang mengganggu kedamaian dan menimbulkan berbagai persoalan kemanusiaan. 

Hal ini disampaikan dalam acara buka bersama dan santunan bagi yatim piatu yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Tiongkok untuk Indonesia di di pesantren Al-Tsaqafah di bilangan Ciganjur Jakarta Selatan, Kamis (16/6).

Kiai Said juga menuturkan, setelah melihat kehidupa pesantren dan mendapat penjelasan tentang konsep pendidikan yang diajarkan di dalamnya, Dubes Tiongkok itu menyatakan apresiasinya. "Dubes Cina sangat kagum dengan konsep pendidikan pesantren terkait dalam konsernnya untuk membangun karakter bangsa," ujarnya.

Dubes Tiongkok Xie Feng dalam sambutannya menjelaskan setiap tahun Kedutaan Tiongkok setiap tahun menyelenggarakan buka puasa bersama sebagai salah satu bentuk persahabatan antara Tiongkok dengan masyarakat Muslim di Indonesia. Ia juga menegaskan, masyarakat Tiongkok mementingkan memberi pertolongan kepada orang yang tidak mampu. 

Xie Feng menjelaskan, komunikasi antara Muslim Indonesia dan Muslim Tiongkok sudah terjalin sejak 600 tahun yang lalu ketika ekspedisi kerajaan Tiongkok yang dipimpin oleh Cheng Ho datang ke wilayah Nusantara. Untuk itu, ia berharap komunikasi tersebut terus dilanjutkan seperti dalam pemberian sertifikasi makanan halal, peneliti Muslim, pelatihan guru, dan pengiriman mahasiswa.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menjelaskan tentang kabar adanya larangan bagi Muslim di wilayah Xinjiang untuk melaksanakan ibadah. “Pemerintah Tiongkok selalu mementingkan, menghormati, dan melindungi kebebasan beragama. Sebagai hak sipil paling mendasar, kebebasan beragama tercantum dalam UUD Tiongkok,” katanya.

Ia juga menuturkan, rumahnya di Beijing dekat dengan salah satu masjid paling terkenal di Tiongkok yang memiliki sejarah panjang perkembangan Islam di negeri tersebut. Bahkan ia mengaku suka membeli makanan halal di sekitar lokasi tersebut. 

 “Cerita tentang pemerintah Tiongkok melarang Muslim untuk beribadah ternyata bukan fakta. Sama dengan di Indonesia, ketika terdengar suara azan dari masjid, para Muslim yang berada di sekitarnya berdatangan ke masjid,” paparnya. 

Ditegaskannya, menjelang Ramadhan, di Xinjian, pemerintah menekankan bahwa perasaan, kepercayaan, dan adat istiadat warga beragama harus dipahami, dihormati, dan diperhatikan sepenuh-penuhnya.
 
Ia mengajak Muslim dan ulama dari Indonesia untuk melihat secara langsung kehidupan Muslim di Tiongkok untuk melihat dengan mata kepala sendiri kondisi di sana. (Mukafi Niam)