Jakarta, NU Online
PBNU mengeluhkan kondisi Tanah Air yang masih jauh dari ideal. Baik di bidang budaya, politik, ekonomi, ataupun pendidikan, sejumlah hal dinilai perlu mendapat kritikan untuk perbaikan di masa mendatang.
<>
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan, di bidang ekonomi Indoensia masih terjerat liberalisme ekonomi yang memihak kepentingan kaum elit dan asing tanpa memperhatikan orientasi kerakyatan.
”Apalagi setelah pemerintah menjalankan agenda WTO secara menyeluruh melalui importasi yang tanpa batas menjadikan negara ini dibanjiri oleh produk asing. Tak hanya bahan industri, tapi juga bahan pertanian, khususya pangan, sehingga menghancurkan usaha pertanian rakyat,” ujarnya dalam ”Refleksi Awal Tahun 2013 di Gedung PBNU”, Jakarta Pusat, Rabu (9/1).
Menurut Kang Said, sapaan akrabnya, liberalisme juga terjadi di sektor politik dan kebudayaan. Kebebasan tanpa batas yang di luar karakter bangsa terbukti telah menyulut konflik antarkelompok di berbagai tempat.
”Apalagi tahun-tahun mendatang bangsa ini akan dihadapkan pada situasi yang sangat politis jelang 2014,” imbuhnya.
Kang Said juga mengajak semua elemen bangsa untuk lebih mengembalikan pendidikan nasional pada falsafah dasarnya, memanusiakan manusia. Lembaga pendidikan di segala strata diarahkan sebagai pusat pembentukan karakter. Media dinilai turut bertanggung jawab dalam proses pencerdasan rakyat.
”Lembaga negara, lembaga pendidikan, lembaga kesenian, termasuk lembaga ekonomi, dan media masa perlu digunakan sepenuhnya untuk memajukan bangsa dan negara,” ujarnya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Penulis : Mahbib Khoiron
Terpopuler
1
Ketum PBNU dan Kepala BGN akan Tanda Tangani Nota Kesepahaman soal MBG pada 31 Januari 2025
2
Ansor University Jatim Gelar Bimbingan Beasiswa LPDP S2 dan S3, Ini Link Pendaftarannya
3
Rahasia Mendidik Anak Seperti yang Diajarkan Rasulullah
4
Pemerintah Keluarkan Surat Edaran Pembelajaran Siswa Selama Ramadhan 2025
5
Doa Istikharah agar Dapat Jodoh yang Terbaik
6
5 Masalah Bakal Dibahas Komisi Maudhu'iyah di Munas NU 2025, Berikut Alasannya
Terkini
Lihat Semua