Sejak pertengahan bulan Maret 2020, setelah merebaknya wabah Corona Virus (Covid-19) di Indonesia, banyak organisasi atau perusahaan mulai menjadikankan work from home (WFH) sebagai ketentuan aktivitas para pegawainya. Akibatnya, hampir setiap orang sibuk memainkan gawai atau laptop mereka. Tak sedikit di antara mereka yang bekerja di meja makan dengan perasaan tak menentu karena belum adanya persiapan atau standar yang disepakati.
Dosen Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Ahmad Muhidin mengatakan sebenarnya, bekerja dari rumah memiliki beberapa keuntungan. "Salah satunya kita tidak perlu membuang waktu di perjalanan, atau harus menemui kemacetan kendaraan. Kita pun bebas dan bisa berpakaian dengan nyaman, serta memiliki fleksibilitas dalam jadwal," ujarnya, Jumat (17/4).
Namun, sambung dia, perubahan tiba-tiba bekerja dari kantor ke rumah, mungkin menjadi masalah ketika organisasi tetap menuntut produktivitas yang tinggi, terutama bagi mereka yang juga memiliki anak. Seorang pegawai tidak hanya dituntut terus tetap produktif seperti di tempat kerja, tetapi juga dituntut merawat dan mendidik anak-anak pada saat yang sama, karena anak-anak mereka juga dituntut untuk learning from home (belajar dari rumah).
"Kemampuan untuk meminta bantuan sangat penting untuk menjaga kesehatan mental agar Anda tetap produktif melakukan pekerjaan," kata dosen yang sewaktu mahasiswa aktif di PMII ini.
Langkah kedua, bekerja dari rumah sebaiknya menyiapkan ruang kerja khusus. "Idealnya ada kamar kosong. Jika tidak ada, Anda dapat menyiapkannya di meja ruang tamu atau meja ruang makan. Siapkan peralatan yang Anda butuhkan, seperti laptop, charger, telepon, headphone, pena, dan kertas," paparnya.
Berikutnya, membuat daftar kegiatan harian. Ketika bekerja dari rumah artinya kita juga harus menjadi manajer bagi diri kita sendiri. Kitalah yang harus mengelola produktivitas, serta mengarahkan potensi staf yang ada di bawah kita. "Prioritaskan apa yang akan Anda lakukan dan bagaimana Anda melakukannya sepanjang hari, berikan diri Anda waktu istirahat sehingga Anda bisa tetap fokus dan terhindar dari kelelahan," sarannya.
Bekerja dari rumah, juga artinya kita mungkin saja berada di antara serta bersama pasangan, anak-anak, atau anggota keluarga lainnya. Untuk itu, komunikasikan dengan mereka tentang aktivitas pekerjaan yang dilakukan, juga menginformasikan waktu dan kepentingan pekerjaan kita.
"Cobalah untuk berbagi waktu dengan membuat kesepakan agar tuntutan kantor dan rumah dapat terpenuhi keduanya. Manfaatkan fleksibilitas bekerja dari rumah untuk menyempatkan pekerjaan rumah di sela-sela kegiatan rapat online atau menyelesaikan pekerjaan. Sisihkan waktu atau istirahat sejenak untuk bermain dengan anak-anak sebagai hadiah tidak mengganggu Anda bekerja," imbuhnya.
Untuk menjaga konsistensi demi pencapaian produktivitas bekerja dari rumah, Muhidin menyarankan pada sore setiap hari, agar mendaftar tugas dan tujuan pekerjaan hari berikutnya. "Sehingga, besok pagi Anda memiliki kejelasan fokus pekerjaan yang harus dilakukan, tidak perlu berpikir membuang waktu lagi," katanya.
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua