Nasional

Rakernas Pergunu Usung Perlawanan terhadap Eksploitasi Global

Senin, 24 Februari 2020 | 05:15 WIB

Rakernas Pergunu Usung Perlawanan terhadap Eksploitasi Global

Poster Rakernas Pergunu 2020 (Sumber: PP Pergunu)

Jakarta, NU Online
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) keempat pada 28 Februari hingga 1 Maret 2020 mendatang.
 
Rakernas bertempat di Kampus Institut KH Abdul Chalim Yayasan Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokertro, Jawa Timur. Rakernas mengusung tema Peran Pendidikan dalam Melawan Eksploitasi Global.

Aris Adi Leksono, wakil ketua Pimpinan Pusat Pergunu menyampaikan bahwa tema tersebut diambil atas arahan Ketua Umum PP Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim.
 
Dalam rapat terbatas, kata Aris, Ketua Umum PP Pergunu menyampaikan keresahannya atas kondisi pendidikan Indonesia saat ini yang terombang-ambing arus globalisasi.
 
"Akibatnya terjadi kecenderungan pendidikan tercerabut dari akar historis sistem yang khas Indonesia, seperti yang sudah dicontohkan Ki Hajar Dewantara, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, dan lain tokoh pendiri bangsa lainnya," kata Aris, Senin (24/2).

Lebih lanjut, Aris menegaskan bahwa Rakernas IV Pergunu tahun ini sangat istimewa, karena salah satu rangkainnya adalah pengukuhan Guru Besar Ilmu Sosial untuk Ketua Umum PP Perguu.
 
"Dalam pengukuhan itu, pidato Ketua Umum akan menyampaikan isu-isu strategis tentang kondisi pendidikan di Indonesia, dan tawaran perbaikan ke depan," kata Aris.
 
Pengukuhan tersebut diagendakan Sabtu (29/2) pukul 08.00 WIB, di UINSA Surabaya. "Beliau (KH Asep Syaifuddin Chalim) menjadi guru besar karena kiprah akademik dan pengabdian sosialnya yang luar biasa. Tema rakernas adalah salah satu esensi penting isi pidato pengukuhan beliau," terang Aris.
 
Berangkat dari tema besar tersebut, Rakenas IV Pergunu akan fokus pada pengautan konsolidasi Pergunu dari Sabang sampai Merauke dengan pengembangan manajemen organisasi dan database anggota berbasis ICT. Selain itu juga akan membahas tema-tema penting dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian guru Indonesia dengan gerakan Teacherphenuer.
 
Rakernas ini juga diharapkan mampu merumuskan rekomendasi tentang perbaikan sistem pendidikan di Indonesia. "Tentu berawal dari mengkaji kebijakan pendidikan yang sekarang dikeluarkan pemerintah. Karena majunya pendidikan Indonesia tidak terlepas dari siapa yang mengurus, bagaimana diurus, dan bagaimana membangun partisipasi masyarakat," imbuhnya.
 
Aris menegaskan hal itu sangat penting, karena Indonesia adalah negara dengan wilayah yang sangat luas. Pemerintah, kata Aris, harus terus memerhatikan potensi yang ada untuk memajukan pendidikan Indonesia.
 
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Muchlishon