Romo Magnis Sampaikan 3 Tantangan Menuju Indonesia Maju
Kamis, 19 Desember 2024 | 16:00 WIB
Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara, Jakarta Romo Franz Magnis Suseno. (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Swara NU)
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara, Jakarta Romo Franz Magnis Suseno menyampaikan tiga tantangan menuju Indonesia yang lebih baik dan maju pasca mundurnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden.
“Tiga tantangan yang harus kita tangani betul, sangat penting untuk sejarah Indonesia. Nah tiga tantangan yang saya lihat adalah sebetulnya sudah lama,” ujar Romo Magnis dikutip melalui kanal Youtube Swara NU pada Kamis (19/12/2024).
Pertama, saling menerima segala perbedaan. Hal inilah yang diusung dan diperjuangkan Gus Dur melalui berbagai pergerakannya. “Saya mungkin mau mengatakan mengenai tentang hubungan saling menerima, itu salah satu jasa yang sangat besar oleh Gus Dur," ujarnya.
"Gus Dur begitu gampang karena dia (Gus Dur) menerima orang seadanya, tentu mengharapkan dia juga diterima seadanya,” lanjut ahli filsafat itu.
Menurutnya, sejak mengenal Gus Dur. Gus Dur merupakan sosok yang menjaga komunikasi sehingga mudah diterima diberbagai kalangan.
“Gus Dur juga orang yang membangun hubungan komunikasi saling percaya jadi saya merasa dengan orang seperti Gus Dur itu mudah membangun suatu Indonesia di mana bisa merasa bebas dan bisa bersama-sama maju,” ujarnya.
Kedua, keadilan sosial. Romo Magnis mengatakan bahwa keadilan sosial atau solidaritas bangsa memiliki arti yakni tidak ada yang ditinggalkan dari semua pihak.
“Solidaritas bangsa Indonesia dalam arti tidak ada yang ditinggalkan, kita tidak maju karena tidak semua maju, kita tidak mau beruntung jika tidak semua mau beruntung,” ucapnya.
Terakhir, ia mengatakan yaitu ancaman korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). “Yang ketiga tentu ancaman yang sangat besar yang sudah disuarakan mahasiswa dalam reformasi dikorupsi atau KKN,” kata Romo Magnis.
Sahabat Gus Dur itu mengatakan bahwa generasi muda perlu melanjutkan perjuangan para pendahulu, salah satunya Gus Dur, dalam membangun bangsa Indonesia.
“Yang saya amati bahwa persatuan Indonesia sejak awal permulaan, sejak Sumpah Pemuda, apalagi sejak tahun '45 di mana Indonesia yang menjadi unsur yang sangat kuat,” ujarnya.
“Mempersatukan Indonesia adalah keinginan kami mau merdeka, kami menolak penjajahan, kami menjadi Indonesia merdeka dan sejak semula dan mereka saling menerima dalam perbedaan,” lanjutnya.
Romo Magnis menyampaikan harapan untuk generasi muda bahwa terus bersemangat dalam melanjutkan nilai-nilai para pejuang bangsa.
“Bersemangat Indonesia. Semangat itu berarti kita harus maju bersama, kita tidak maju kalau tidak semua maju, kita harus saling menerima dalam perbedaan, sebagai orang Indonesia kita perlu bersatu,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
3
Khutbah Jumat: Menggapai Ridha Allah dengan Berbuat Baik Kepada Sesama
4
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
5
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
Terkini
Lihat Semua