Tahlilan ala Gorontalo, Meroji dan Langga
Sabtu, 28 Mei 2016 | 18:02 WIB
Ekspedisi Islam Nusantara mendapat jamuan dari Ketua Muslimat NU Gorontalo. Di situ mereka menyaksikan prosesi tahlilan ala Gorontalo yang biasa dilakukan warga Ahlussunah wal Jamaah. Prosesi dilakukan dimulai dengan membakar kemenyan oleh seorang pemimpin doa.
Kemudian disajikan makanan yang dialasi kain putih. Makanan tersebut disajikan dengan jumlah serba tujuh. Di antaranya tumpeng tujuh piring, tili ayam 7 gelas, garam dan cabe rawit merah 7 piring kecil, air putih 7 gelas, pisang 7 sisir, dan srikaya 7.
Setelah berdoa, Ekspedisi Islam Nusantara dipersilakan mencicipi sajian tersebut. Sementara makan malam disajikan terpisah.
Sebagaimana di daerah-daerah lain, di Gorontalo ada peringatan kematian atau doa arwah atau tahlilan pada hari pertama, ketiga, ketujuh, kesepuluh, kedua puluh, keempat puluh, keseratus, keseribu.
Menurut pemimpin doa, DK Utsman, di Gorontalo upacara semacam itu masih tetap dilakukan karena masyarakat mempercayai bahwa doa kepada arwah akan sampai. “Di sini, yang melakukan silakan yang tidak melakukan silakan,” katanya.
Kemudian karena kebetulan malam Jumat, Ekspedisi Islam Nusantara bisa menyaksikan pembacaan Meroji, atau kisah Isra’ Mi’raj dalam bahasa Gorontalo.
Setelah itu menontok pertunjukkan seni beladiri langga. Pelaku seni beladiri tersebut diawali dengan wudlu, shalat sunat, dzikir, berdoa, kemudian beraksi. Seseorang yang sudah melewati prasyarat itu bisa melakukan hal-hal yang di luar nalar dan bisa memiliki kekuatan berlebih.
Aksi yang dipertontonkan kepada Ekspedisi Islam Nusantara seseorang diserang oleh dua orang. Tapi dia tak bisa mendekatinya. Bahkan dua orang itu terjungkal tapa ada kontak fisik.
Kemudian atraksi selanjutnya, orang yang bisa tahan api termasuk pakaiannya, juga kebal senjata tajam. Konon ketika terjadi perkelahian sesungguhnya dengan orang yang memiliki silat langga, ketika tangannya menyentuh kulit musuh, tidak bisa dilepaskan lagi, kecuali kulit itu sendiri yang terbawa.
Puluhan warga, mulai anak-anak sampai dewasa, menonton atraksi tersebut, menyatu bersama tim Ekspedisi Islam Nusantara. Hadir beberapa pengurus PWNU Gorontalo, Muslimat NU, Lakpesdam dan GP Ansor, pengurus Gusdurian, serta beberapa pengurus PMII.
Kemudian ekspedisi dilepas Ketua PWNU Gorontalo H Muhajirin Yanis setelah dijamu makan malam. Lantas bertolak ke kota Manado, Sulawesi Utara, dengan satu armada bus untuk melakukan penjalajahan yang baru. (Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Sosiolog Sebut Sikap Pamer dan Gaya Hidup Penyebab Maraknya Judi Online
2
Menkomdigi Laporkan 80 Ribu Anak Usia di Bawah 10 Tahun Terpapar Judi Online
3
Kabar Duka: KH Munsif Nachrowi Pendiri PMII Wafat
4
Komisi III DPR Singgung Judi Online Masuk Kategori Kejahatan Luar Biasa
5
Besok Sunnah Puasa Ayyamul Bidh Jumadal Ula 1446 H, Berikut Niat dan Keutamaannya
6
Khutbah Jumat: Mari Selamatkan Diri dan Keluarga dari Bahaya Judi Online
Terkini
Lihat Semua