Nasional

Temui Ormas-ormas Islam, Kapolri Klarifikasi Video Pidato Viral

Rabu, 31 Januari 2018 | 12:16 WIB

Jakarta, NU Online 
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Tito Karnavian mengklarifikasi video pidatonya yang sempat viral di media sosial beberapa hari lalu. Menurut dia, video itu merupakan pidato dia di Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara Banten pada 8 Februari tahun lalu. Keseluruhan durasi video itu, kata dia, sekitar 26 menit. Kemudian ada pihak yang memotongnya menjadi 2 menit.  

“Mungkin ada pertanyaan sehubungan dengan adanya viral video pada saat saya memberikan kata sambutan, yang mungkin dalam bahasanya kurang nyaman,” katanya saat bertemu dengan pengurus ormas-ormas yang tergabung di Lembaga Persahabatan Ormas Islam di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (31/1) sore.  

Menurut dia, karena dipotong menjadi dua menit tersebut, ada kesan dan membuat beberapa pihak tidak nyaman. Oleh karena itu ia mengklarifikasi konteks pidato saat itu kepada pimpinan-pimpinan ormas di LPOI.

“Alhamdulillah bisa dipahami dan tidak sedikit pun ada niat dari saya selaku Kapolri apalagi institusi Polri untuk tidak membangun hubungan dengan organisasi Islam di luar NU dan Muhammadiyah. Polri sangat berkepentingan untuk membangun hubungan baik dengan ormas mana pun sepanjang itu satu visi, artinya untuk menegakkan NKRI dan Pancasila. Karena Polri konsisten dengan itu."

Ia berjanji, itu ke depan pihaknya akan membangun hubungan lebih erat dengan ormas-ormas Islam yang lainnya, selain NU dan Muhammadiyah. 

Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siroj menegaskan, setelah pimpinan ormas-ormas Islam dengan Kapolri di PBNU, polemik video tersebut selesai. 

“Video viral itu sudah selesai. Tidak ada kelanjutan. Sudah tidak diperlukan lagi untuk tabayun. Sudah selesai di sini. Kalau ada yang ingin mengembangkan itu, berarti ada tujuan yang kurang baik,” pungkas kiai yang Ketua Umum PBNU itu. 

Pimpinan-pimpinan ormas yang hadir pada pertemuan itu adalah Nahdlatul Ulama, Al-Irsyad, Sarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam, Al-Ittihad Al-Islamiyah, Mathla’ul Anwar, Ittihadiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), IKADI, Adzikra, Al-Washliyah, Perti, HMBI, dan Nahdlatul Wathon. (Abdullah Alawi)