Jakarta, NU Online
Beberapa hari lalu, publik dihebohkan dengan dua peristiwa penganiayaan terhadap kiai di Bandung, Jawa Barat. Tak pelak hal tersebut menimbulkan kecemasan masyarakat.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas setidaknya mengungkapkan lima kebetulan di antara dua tragedi tersebut, yakni korbannya tokoh agama, rentang waktu yang dekat, terjadi di saat sepi, lokasi di Bandung, Jawa Barat, dan pelakunya diduga sebagai orang gila.
“Ketakutan, kecemasan, kekhawatiran publik ini kalau dikelola oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ini juga menjadi ancaman kondusivitas bangsa,” katanya saat menjadi narasumber di program stasiun televisi swasta, Selasa (6/2).
Masyarakat belum begitu meyakini pernyataan yang disampaikan oleh penyidik. Hal itu, menurut Robikin, perlu transparansi dan akuntabel untuk menghilangkan public distrust yang melanda masyarakat saat ini.
“NU mengimbau kita mempercayakan proses ini kepada kepolisian,” ujarnya.
Jika pada prosesnya, kepercayaan publik belum juga meningkat, maka PBNU meminta kepada pemerintah untuk membuat tim gabungan.
“Kalau pada tahap tertentu publik belum percaya, sangat beralasan jika ada tim independen.”
Lepas dari itu, Robikin meminta kepada warga NU agar tenang dan tidak terprovokasi.
“Warga NU kami harapkan tetap tenang, jangan terprovokasi, apalagi mengambil tindakan sendiri,” tegasnya. (Syakirnf/Abdullah Alawi)