Testimoni Jamaah Haji: Senang Sekaligus Sedih Meninggalkan Tanah Suci
Jumat, 15 Juli 2022 | 17:15 WIB
Achmad Mukafi Niam
Penulis
Makkah, NU Online
Prosesi haji tahun 2022 telah selesai. Jamaah haji dari Indonesia berangsur-angsur mulai dipulangkan. Mereka yang berangkat pada gelombang pertama telah menyiapkan diri untuk kembali ke tanah air dengan perasaan lega telah menunaikan seluruh prosesi ibadah haji. 42 hari di Arab Saudi menjadi waktu yang berharga untuk fokus menjalankan ibadah, meninggalkan rutinitas harian di Indonesia.
“Senang sekaligus sedih meninggalkan Makkah,” kata Hermi Chaniago (51) jamaah haji asal Padang di hotel Al Keswah, Jarwal Makkah, Kamis (14/07/2022).
Menurut jadwal, ia akan pulang ke Indonesia pada Sabtu (16/07/2022). Sebelum pulang, bersama rombongan, ia akan melaksanakan thawaf wada.
Kesabarannya menunggu sejak tahun 2011 saat ia mendaftarkan diri sebagai jamaah haji berbuah manis. Pelayanan konsumsi, akomodasi, dan transportasi berjalan dengan baik. Selama di Arafah tahun ini mulai mendapat kasur busa. Di Mina, AC dingin dan tidak ada antrian toilet sebagaimana jamaah haji tahun- tahun sebelumnya.
"Alhamdulillah bersyukur, reguler rasa haji plus. Banyak kemudahan," kata Hermi Chaniago.
Namun yang paling penting baginya adalah dapat mencapai haji mabrur. "Berharap dapat haji mabrur," ujar Hermi.
Salah satu yang diamati dari perilaku para jamaah haji adalah pasangan suami istri yang selalu pergi bersama, dan bergandengan tangan. “Apa mereka di tanah air juga begitu ya?” pikirnya.
Dewi Purnama (52) juga mengaku sedih karena akan segera berpisah dengan Ka’bah, tapi senang karena segera bertemu dengan keluarga. Kamis pagi itu, bersama suaminya Dedi Irawan (57) mereka memastikan hasil penimbangan kopernya tidak melebihi ketentuan 32 kg. Dedi menyampaikan, barang-barang yang dibawa ke kampung halamannya, di Bukit Tinggi Sumatera Barat berupa coklat, baju, sajadah, dan gamis-gamis.
“Beli yang enggak ada di Indonesia. Selebihnya sudah dikirim via kargo,” kata Dedi.
Selama di Arab Saudi, Dedi menyampaikan dirinya berusaha memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk beribadah. “Sering ke Raudhah (di Madinah) dan ke Ka’bah,” ujar pria yang sehari-hari berprofesi sebagai kontraktor PLN di Padang.
Sementara itu Ristina (46) asal Magelang berangkat bersama suaminya Mujib (53). Ia mendaftar haji tahun 2009, namun sebelumnya perlu menabung terlebih dulu mengingat suaminya guru Madrasah Ibtidaiyah di Magaleng yang kehidupannya cukup, namun tidak berlebihan. “Lega karena butuh perjuangan. Pas jumrah perjuangan, pas sa’i juga perjuangan,” ujar Ristina.
Pegawai penimbangan tidak menoleransi kelebihan timbangan dari maksimal 32 kilogram. Jika lebih, jamaah diminta membongkar sendiri dan memilih barang yang ditinggal. Di sebuah sudut hotel Al Keswah, terdapat onggokan barang jamaah yang kelebihan timbangan. Yang ditinggalkan adalah barang-barang bekas yang tidak bernilai seperti handuk, baju, tas, hingga sandal.
Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua