Mataram, NU Online
Tim NU Peduli Lombok melalui LP Ma’arif NU menerjunkan tim trauma healing untuk mengatasi beban psikologis anak-anak terdampak gempa di Lombok. Tim dipimpin oleh Ketua LP Ma’arif NU, H Arifin Junaidi.
Tim trauma healing juga melibatkan pengurus pusat, wilayah dan cabang Ma’arif NU. Selain itu juga merekrut sejumlah relawan yang terdiri para tokoh agama, guru, dan psikolog. Trauma healing disebut dengan Madrasah Darurat Ma’arif NU.
Tim trauma healing dibentuk sebagai wujud kepedulian Ma’arif NU terhadap musibah gempa yang menimpa Lombak. Musibah gempa bumi di Lombok tidak hanya merusak infrastruktur, sekolah miliki pemerirntah, tetapi juga meluluhltantahkan rumah, sarana ibadah, dan madrasah/sekolah Ma’arif serta memupuskan harapan generasi bangsa.
“Tim yang diterjunkan Ma’arif NU fokus pada memberikan pertolongan pertama, mengatasi anak-anak korban gempa. Tim ini bertugas melakukan stabilisasi psikis korban, menghibur, dan memberikan motivasi,” ujar KHZ Arifin Junaidi, Ahad (19/8).
Arifin menuturkan bahwa kehadiran tim trauma healing merupakan salah satu tanggung jawab Ma’arif NU sebagai lembaga pendidikan terbesar yang memiliki kewajiban menyediakan sarana belajar dan mendidik generasi bangsa. Ma’arif NU telah bekerjasama dengan sejumlah institusi seperti UIN Mataram, dan lainnya.
“LP Ma’arif NU Pusat mempersiapkan tenaga pendamping di enam sekolah dan madrasah darurat di titik-titik terdampak bencana,” tuturnya.
Ia mengatakan tim trauma healing di Madrasah Darurat mulai bekerja Senin (20/8/) besok. Tim akan fokus pada pemulihan psikologis untuk mengurangi tingkat trauma dewasa dan anak-anak.
Ia memaparkan bencana alam memang tidak hanya mengakibatkan masyarakat kehilangan sandang, papan dan pangan. Warga yang masih hidup juga kehilangan keluarga yang dapat merasakan efek traumatik berkepanjangan.
“Ma’arif NU akan fokus pada generasi muda. Besok antara lain akan diisi story telling oleh Kak Iman, dihibur oleh lagu-lagu religi Haddad Alwi, dan banyak lagi,” sambung Arifin Junaidi.
Diberitakan, gempa yang mengguncang Lombok telah menelan korban sebanyak 405 orang meninggal dunia, sebanyak, 1.597 terluka, dan 270.168 mengungsi. Sebanyak 67.875 unit rumah rusak.
Tak hanya itu, gempa yang terjadi secara bersusulan ini juga memorakporanda 13 rumah sakit dan Puskesmas, 65 masjid dan mushalla, serta 468 sekolah pun mengalami kerusakan.
Hingga berita ini diturunkan, berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, sejumlah penduduk yang mengalami kerusakan sangat parah adalah warga yang tinggal di tiga kabupaten/kota, yaitu Kota Mataram, Lombok Utara, dan Lombok Timur. Mereka kini mengungsi di sejumlah tempat di Lombok.
Total pengungsi saat ini sebanyak 270.168 orang. Jumlah pengungsi tersebar di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 68.946 orang; Kabupaten Lombok Utara sebanyak 158.880 orang; Kota Mataram sebanyak 12.769 orang; Kabupaten Lombok Timur sebanyak 29.573 orang, dan lainnya. (Yanto Basri/Kendi Setiawan)