Nasional

Tsunami Selat Sunda Telan Puluhan Korban Jiwa dan Ratusan Luka-luka

Ahad, 23 Desember 2018 | 02:30 WIB

Jakarta, NU Online
Tsunami yang menerjang pantai pantai selat sunda pada Sabtu (22/12) mengakibatkan puluhan korban jiwa meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka.

"Data sementara dampak tsunami di Selat Sunda: 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 2 orang hilang. Kerusakan fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat," kata Sutopo Purwo Nugroho melalui akun twitternya, Ahad (23/12). 

Dari video berdurasi 36 detik yang ditayangkan, tampak sebuah kawasan bibir pantai yang rusak parah; sejumlah bangunan tampak hancur. Beberapa mobil dan kapal berserakan, dengan serpihan bangunan berhamburan di mana-mana. 

Seseorang dalam video memanggil-manggil barangkali ada orang di bawah reruntuhan, sambil menjelaskan kondisi di sekitar kawasan. "Masih hujan rintik-rintik laut tenang," kata video yang diunggah Sutopo pukul 08.42 WIB.

Sutopo menjelaskan bahwa tsunami yang terjadi merupakan akibat dari letusan anak gunung Karakatau. "Fenomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka. Letusan Gunung Anak Karakatau juga tidak besar. Tremor (terjadi terus) menerus namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan. Tidak ada gempa yang memicu tsunami saat itu. Itulah sulitnya menentukan penyebab tsunami di awal kejadian," jelasnya.

Selat Sunda waspada

Sebelumnya, Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika menyiarkan terjadinya 'peristiwa tsunami di pantai barat Banten tidak dipicu oleh gempa bumi'. BMKG mendeteksi dan memberikan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku tanggal 22 Desember pukul 07.00 WIB hingga 25 Desember 25 Desember di wilayah perairan Selat Sunda.

Pada pukul 09.00-11.00 WIB terjadi hujan lebat dan angin kencang di perairan Anyer, yang berasal dari laporan tim lapangan BMKG. (Ahmad Rozali)