Jakarta, NU Online
Neneng Ariah, seorang pekerja pembenihan udang di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung menangis ketika melihat barang-barangnya yang berada di mess khusus pegawai telah hilang.
Barang-barangnya yang berupa kompor gas, lemari, meja, dan uang tunai sebesar Rp500 ribu tersebut bukan hilang karena hanyut terbawa arus tsunami melainkan dijarah oleh orang.
"Barang-barang saya banyak hilang pada diambilin," kata Neneng Ariah, sambil mengusap air matanya menggunakan kerudungnya, seperti dikutip Antara, Sabtu (29/12).
Ia menjelaskan, sehari pascatsunami dirinya masih melihat barang-barangnya masih berada di kamar messnya. Namun setelah mengungsi di pegunungan selama satu minggu, kemudian dia melihat isi messnya sudah kosong tak tersisa.
"Pertama kali saya lihat setelah kejadian itu masih ada, kan mess saya gak seberapa parah karena tertahan oleh bangunan. Kemudian saya disuruh mengungsi, pas saya pulang sekarang ini barang saya sudah tidak ada. Mau saya tidak usah seperti itulah, masa ngambilin barang orang yang terkena bencana," kata dia.
Ia menambahkan, dirinya pernah memergoki seseorang berpakaian bebas sambil berjalan cepat ke arah luar. Dirinya menduga seseorang telah menjarah barang-barang miliknya. "Saya panggil-panggil, malah jalan aja cepat-cepat. Saya curiga sama orang itu," kata dia menerangkan.
Neneng turun gunung dari tempat pengungsian ditemani oleh suaminya, Fauzi Hasan. Ia mendatangi messnya berniat untuk mengecek keadaan di dalam mess sambil melihat barang-barangnya. Namun ketika masuk kes mess, dirinya kaget karena barang dan perabotan miliknya telah hilang. (Red: Ahmad Rozali)