Banser membantu proses pembuatan jembatan darurat di Sungai Cidurian dan Sungai Ciberang, Lebak, Banten, Selasa (7/1) (Foto: NU Online/Gatot Arifianto)
Gatot Arifianto
Kontributor
Keberadaan Ansor dan Banser dipertanyakan. Tagar atau hestag terima kasih pada kelompok tertentu muncul. Badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) ini masih kalem karena sadar bencana kemanusiaan terjadi diatasi bersama, tidak tunggal. Banyak pihak berkontribusi positif. Menyumbang tenaga, pikiran dan harta. Apa yang harus membuat organisasi dipimpin Gus Yaqut ini merasa perlu paling berjasa dan besar kepala?
Mereka ambil bagian, menjadi relawan, mendistribusikan pangan dan obat. Turun tangan pula membangun jembatan darurat yang mengalami abrasi sekitar satu kilometer akibat diterjang banjir bandang. Termasuk, membuka jalan tertutup longsor. Mereka bersama beragam relawan, dari Basarnas, TNI, Polri hingga masyarakat. Bahu membahu membantu korban bencana. Apa yang harus membuat besar kepala?
Semangat Antiambyar
Tapi khidmah anak-anak muda NU bagi kemanusiaan tak kunjung surut kendati tanpa gaji dan tagar terima kasih. PC GP Ansor di seluruh DKI Jakarta sejak 1 Januari 2020, belum kehilangan semangat dan daya. Keukeuh, tak ambyar seperti cendol dawet limangatusan. Demikian pula di dua provinsi lain.
Di Lebak, Banten yang terdampak bencana banjir dan longsor akibat sungai Sungai Ciberang dan Sungai Cidurian meluap dan mengakibatkan 1.310 rumah rusak berat, hanyut 1.226, terendam 520 dengan jumlah pengungsi mencapai 4.368 KK berasal dari 29 desa di enam kecamatan, Ansor dan Banser juga terlibat aktif membantu sesama, sinergi dengan sejumlah pihak berwenang.
Melewati jalan tanah basah, anggota TNI dan Bagana mengangkut seorang warga Desa Cigobang yang sakit menuju posko. Peralatan mereka pakai seadanya, sarung dan bambu. Selasa 7 Januari 2020, mereka baru saja berhasil dievakuasi, setelah terisolir.
PC GP Ansor Lebak juga telah mendistribusikan makanan, perlengkapan kebutuhan bayi dan melakukan bantuan pemeriksaan kesehatan bagi warga Desa Cigobang yang mengungsi ke Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong.
Selanjutnya di Jawa Barat, Ahad 5 Januari 2020, puluhan Banser Kabupaten Bogor bergerak cepat memasuki wilayah Kampung Gunung Kembang, Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, menyusul terjadinya longsor dari bukit yang berada di sekitar daerah itu.
Mereka berjalan kaki, melewati jalan tanah yang licin, menyeberangi sungai sembari membawa puluhan kardus berisi makanan. Lokasi tersebut belum terjamah bantuan karena akses jalan tertutup.
Jembatan Kemanusian
Menjadi relawan membutuhkan hati selain kompetensi penanggulangan bencana, termasuk semangat dan energi.Situasi tak meski sama, ada yang mudah dijangkau, dan sebaliknya.
Situasi medan cukup berat membuat tim relawan belum bisa memasuki wilayah Kampung Gunung Julang, Desa Lebak Situ. Jalan diinformasikan pihak berwenang masih tertutup lumpur cukup tebal, dan masih terjadi longsoran.
Namun pada Selasa, 7 Januari 2020, Kampung Muara, Desa Ciladaeun, berhasil ditembus. Aktivitas daerah terdampak banjir bandang itu berangsur normal. Dapur umum yang diback up oleh Baznas sudah tersedia.
Relawan yang berhasil masuk daerah yang berada di dekat pertemuan dua sungai besar, yakni Sungai Ciberang dan Sungai Cidurian, antara lain adalah Baznas dan Banser.
Jalan semula tertutup longsor berhasil dibuka dengan alat berat sudah bisa dilewati kendaraan roda empat mulai pukul 11.00 WIB. PC GP Ansor Lebak dilaporkan bersiap mengirim bantuan logistik.
Himpunan informasi, daerah Ciuleksa Kabupaten Bogor, Jawa Barat terdampak bencana cukup parah juga berhasil dimasuki tim relawan. Warga sudah mengungsi ke Banjar Irigasi.
Namun di Ciuleksa Utara, warga tidak mau mengungsi sehubungan telah membuat posko di depan balai desa sendiri. Pula warga di Ciuleksa Hilir, juga tidak mau mengungsi.
Di Desa Cigobang, tim relawan bersama TNI, berhasil membujuk 417 warga untuk mengungsi ke Pusat Komando Pendidikan Latihan Tempur (Dodiklatpur) di Ciuyah.
Keberadaan kader Ansor dan Banser dalam bencana kemanusiaan akibat banjir dan longsor awal tahun ini terdokumentasikan dan terpublikasikan di akun media sosial para kader.
Sejumlah pihak mengapresiasi positif kiprah nyata pemuda NU di beberapa wilayah terdampak bencana. Diantara teriakan benci dan sebaliknya, Ansor dan Banser memilih sadar ketimbang ambyar. Dicaci tak tumbang, dipuji tak terbang dan perlu tagar terima kasih.
Dengan segala kekurangan, anak-anak muda NU yang dipimpin Gus Yaqut memilih menjadi jembatan kemanusiaan. Jembatan apa yang meminta ucapan terima kasih setiap membantu kendaraan melintasi sungai?
Namun demikian, jika ada yang berteriak mana Ansor, mana Banser, maka tepuk dada kita dan jawab: ini!
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua