Puisi

Puisi-puisi Mustain

Sabtu, 14 Juli 2012 | 00:39 WIB

AKU MENG-AKU-AKU
 
Ada orang, berjalan..
ke depan namun sebenarnya ke belakang, ke belakang namun sebenarnya ke depan

<>Ada orang, berkata..
B namun sebenarnya A, A namun sebenarnya B
 
Ada orang, menghadap..
ke kiri namun sebenarnya ke kanan, ke kanan namun sebenarnya ke kiri
 
Ada orang, berkiblat...
ke timur namun sebenarnya ke barat, ke barat namun sebenarnya ke timur
 
Ada orang, berkeyakinan..
berpindah namun sebenarnya tetap, tetap namun sebenarnya berpindah
 
Ada orang, bermata..
melek namun sebenarnya buta, buta namun sebenarnya melek
 
Siapa ada orang, mengaku..
"Hai, itu aku.."
yang sebenarnya aku
bukan diminta mengaku atau pun mengaku-aku
 

Metro mini 79, 4 Agustus 2010


 
AKU RASA... Alhamdulillah
 
Aku yang merasakan Ramadhan
Hari-hari adalah tanggal tua
Berteduh kolak se-kali, berpeluk nasi se-kali
Merasuk lebih dekat musik perut-perut anak pinggiran
 
Alhamdulillah…
 
Aku yang merasakan Ramadhan
Dalam sunyinya kegaduhan
dalam nyaringnya tong kosong
Dalam gorong-gorong zaman
 
Alhamdulillah…
 
Aku yang merasakan Ramadhan
Menyedu udara malam aroma knalpot angkotan
Menyusuri berkilo trotoar jalanan
Merasakan polusi zaman dalam hari-hari malam
 
Alhamdulillah…
 
Aku yang merasakan Ramadhan
Menjelajah maya
Mencari arah
Menemukan cahaya
 
Alhamdulillah…
 
Aku yang merasakan Ramadhan
Yang tertutup rapat… terbuka lebar
Yang sesak bejubal… lega terlapang
Yang terkapar… bangkitlah segarrrr
 
Alhamdulillah…
 
Aku yang merasakan Ramadhan
Merasakan kemerdekaan
Aku yang merasakan Ramadhan
Merasakan kedamaian
 
Alhamdulillah…
 
 
Adalah Alhamdulillah aku yang dalam kesendirian
 
Aku yang merasakan kehadiran-Nya
Dalam kesendirianku adalah dua
 
Yang merasakan kehadiran-Nya
Adalah ridho-Nya
 
Kau kah, dia kah, kalian kah, itu kah, ini kah, mereka kah, aku kah…
 
Lillahi ta'ala...
 
Ramadhan, 30 Agustus 2010
 
 


 
Aku Rindu Wajah Hijaumu
 
Dunia..
Kau semakin renta saja
Tulang-tulang pencakar langitmu
berserakan di mana-mana
 
Dunia..
Kau semakin renta saja
Kepulan-kepulan teknologimu
Merobek-robek luar-dalam lapisan kulitmu
 
Dunia..
Kau semakin renta saja
Tanah lembutmu terpaping aspal beton
Kapan terakhir aku menapakinya
 
Dunia..
kau semakin renta saja
kepalamu tak lagi beruban
botakmu bertambah panjang kali lebar
 
Dunia…
aku rindu wajah hijaumu
 

Sedap Malam, 19 April 2011

 

Mustain, tinggal di Ciputat-Tangerang Selatan

Terkait

Puisi Lainnya

Lihat Semua