Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto adalah Pertarungan Memori Publik | NU, PNI, dan Orde Baru
Selasa, 18 November 2025
Gelombang penolakan terhadap wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden Ke-2 Indonesia Soeharto semakin menguat. Usulan pemberian gelar pahlawan nasional ini dinilai mencederai sejarah.
Sejarawan sekaligus anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana menegaskan bahwa wacana gelar Pahlawan untuk Soeharto bukan sekadar soal menilai jasa seorang tokoh, melainkan pertarungan memori publik yang berimplikasi pada legitimasi kekuasaan di masa kini.
Bonnie menyampaikan bahwa rezim Orde Baru dibangun dengan fondasi represi, hegemoni, dan manipulasi sejarah. Menurutnya, mengangkat Soeharto sebagai pahlawan berarti mengukuhkan kembali narasi tunggal yang selama puluhan tahun digunakan negara untuk menutupi kekerasan politik.
“Ini bukan soal mengakui atau menolak jasa Soeharto. Ini pertarungan memori di ranah publik. Ada pihak yang ingin melupakan, ada yang sengaja menghilangkan ingatan, dan ada korban yang terus mencoba mengingatkan,” tegas Bonnie dalam diskusi bertajuk NU, PNI, dan Kekerasan Orde Baru di Outlier Cafe, Ciputat, Tangerang Selatan, pada Jumat (7/11/2025).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua