Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif bin Hamim bin Abdul Karim bin Muharrom lahir pada 9 Safar 1252 Hijriah di Bangkalan, Madura. Sebelum jatuhnya penjajahan Belanda, Bangkalan berada di bawah kekuasaan Sultan Yusuf bin Abdul Qadir Panembahan 12 dari raja-raja Madura. Syaikhona tumbuh di lingkungan yang religius. pada masa kecilnya, ia banyak belajar kepada sang ayah, yaitu Kiai Abdul Latif, termasuk belajar membaca Al-Qur’an dan menghafal berbagai macam kitab matan dan risalah dalam bidang ilmu yang berbeda-beda.
Menguasai banyak fan ilmu agama, Syaikhona Muhammad Kholil dikenal sebagai Syaikh al-Jawiyyin atau mahaguru orang-orang Jawa. Syekh Yasin al-Fadani menerangkan terdapat sekitar 500.000 santri yang telah lulus di bawah asuhannya, tiga ribu di antaranya menjadi pemimpin umat dan dijuluki sebagai ‘pendiri’ Pulau Jawa, Pulau Sumatra dan Pulau Madura. Selain itu, para muridnya bergelar Kiai yang berarti ‘Al-‘Allāmah al-Kabir’ atau guru besar yang sangat alim. Di antara muridnya, terdapat lebih dari dua ratus orang keturunan Arab yang setiap orangnya mendapat gelar al-‘Allāmah (guru besar) atau al- ’Arif billah (ulama yang sangat dekat kepada Allah) atau juga al-Faqih (ahli fiqih).
Terpopuler
1
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
2
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
3
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
4
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
5
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
6
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
Terkini
Lihat Semua