Warta

DPR New York Lakukan Voting Tentukan Libur Idul Fitri

Selasa, 30 September 2008 | 06:53 WIB

New York, NU Online
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota New York, Amerika Serikat, akan melakukan pemungutan suara (voting) pada 16 Oktober mendatang untuk menentukan hari libur Idul Fitri dan Idul Adha.

Voting akan menetapkan apakah mereka akan meloloskan atau menentang permintaan kalangan muslim di kota itu, termasuk muslim Indonesia, agar New York menetapkan Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari libur resmi bagi sekolah-sekolah di New York.<>

"Resolusi yang dirancang anggota DPRD Muslim asal Harlem, Robert Jackson, tersebut telah didukung delapan orang anggota lainnya. Itu artinya perjuangan kita untuk mendapat minimal tujuh dukungan suara agar permintaan itu dipertimbangkan, sudah terpenuhi."

Demikian dikatakan pemuka masyarakat muslim Indonesia yang juga dikenal salah satu tokoh Islam paling berpengaruh di New York, Syamsi Ali, Ahad (28/9) lalu, seperti dilansir Antara. Robert Jackson, yang berasal dari Partai Demokrat, adalah ketua komite pendidikan di DPRD New York.

Menurut Syamsi, resolusi yang dirancang Jackson telah didukung delapan anggota DPRD lainnya, yang semuanya dari kalangan non-muslim. Voting pertama akan dilakukan di tingkat komite dan kemudian dilanjutkan di tingkat paripurna DPRD New York.

Syamsi sendiri merupakan salah satu tokoh di New York yang sejak awal gigih memperjuangkan usaha agar pemerintah daerah setempat meliburkan sekolah-sekolah di kota dan negara bagian New York saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.

"Kita kemarin memberikan kesaksian di DPRD, yang intinya bertujuan meyakinkan para anggota Dewan untuk mendukung kebutuhan libur bagi anak-anak sekolah pada Idul Fitri dan Idul Adha," kata Ketua Dewan Masjid Al Hikmah, masjid Indonesia satu-satunya di New York, itu.

Kesaksian di depan DPRD diberikan tiga imam, beberapa pelajar, pemimpin agama Kristen dan Yahudi yang harus dilakukan sebagai syarat untuk mendukung permintaan tersebut.

Perjuangan agar para siswa mendapat libur resmi pada Idul Fitri dan Idul Adha, cerita Syamsi, berawal pada 2005. "Ketika itu, kita sedang melaksanakan Idul Adha dan pada saat yang sama, kota New York justru melaksanakan ujian. Itu artinya, seluruh anak-anak kita yang harusnya pergi salat Idul Adha, harus masuk sekolah," ujarnya.

Bentrokan antara hari ujian dan pelaksanaan hari raya Islam tersebut kemudian menjadi masalah besar, yang antara lain, disikapi masyarakat muslim di New York dengan mengadakan demonstrasi. Unjuk rasa diikuti lebih 300 peserta, 70 persen di antara peserta unjuk rasa adalah non-muslim, dilakukan di Balai Kota New York dan diikuti jumpa pers para pemuka agama, termasuk Syamsi. (ant)