Warta JELANG MUKTAMAR

Gus Dur Pernah Berharap Masdar Pimpin PBNU

Jumat, 5 Maret 2010 | 08:37 WIB

Yogyakarta, NU Online
Almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, pernah menyampaikan harapannya agar KH Masdar Farid Mas’udi menjadi ketua umum PBNU periode mendatang.

Demikian diutarakan Pengasuh Pesantren Ali Maksoem Krapyak, KH Atabik Ali Maksoem kepada NU Online, di Yogyakarta, Jumat (5/3). Ia mengemukakan, dirinya bertemu Gus Dur sekitar setengah tahun silam di PBNU.<>

“Saya bertemu Gus Dur sekitar setengah tahun sebelum beliau wafat. Waktu itu saya yang sengaja sowan ke PBNU. Saya tanyakan pada Gus Dur: Gus siapa yang layak menjadi ketua umum PBNU ke depan? Beliau menjawab: Masdar!” ujar Atabik.

Menurut Atabik, Gus berharap Masdar menakhodai PBNU karena meyakini Masdar sebagai figur yang tepat untuk membenahi NU ke depan dan menjadikannya sebagai ormas yang disegani.

Hal yang sama disampaikan oleh Rais Syuriyah PWNU DI Yogyakarta, KH Asyhari Abta. “Gus Dur mengharapkan Pak Masdar menjadi ketua umum PBNU,” katanya.

Harapan Gus Dur agar Masdar menjadi ketua umum PBNU tersebut muncul sebagai jawaban atas pertanyaan yang waktu itu disampaikan secara langsung oleh Asyhari Abta.

“Waktu itu saya yang bertanya langsung kepada Gus Dur dan jawaban beliau adalah Pak Masdar,” ujarnya.

Pertemuan antara Asyhari Abta dengan Gus Dur terjadi pada 2007 lalu, tepatnya saat pernikahan Gus Rifki Ali di Pesantren Krapyak, Yogyakarta.

“Itu harapan Gus Dur secara pribadi. Pilihan terbaik diserahkan pada muktamirin,” papar Asyhari.

Secara pribadi Asyhari menilai Masdar sebagai sosok yang ideal memimpin PBNU ke depan. “Belau sangat bonafid dan layak diberi amanah menjadi ketua umum PBNU,” tuturnya.

Ia melanjutkan, “Saya mengenal pak Masdar sejak kecil. Saya yakin beliau sebagai figur yang tepat memimpin PBNU.”

Kendati demikian Asyhari menyampaikan hingga sejauh ini pihak PWNU DIY belum menjatuhkan pilihan pada kandidat mana baik untuk posisi tanfidziyah maupun syuriyah.

“Untuk tanfidziyyah pilihannya mengerucut pada dua figur, yaitu antara pak Masdar dengan pak Said. Sedangkan untuk syuriah, kami berharap yang mengemban amanah tersebut adalah ulama sepuh yang kharismatis,” ungkapnya. (hir)