Warta

Keterpurukan Bangsa Sudah Sempurna

Kamis, 2 Februari 2006 | 05:46 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi menilai keterpurukan yang dialami bangsa ini kini sudah sempurna. Pemimpin harus melakukan introspeksi dan mencari solusi atas kondisi tersebut. Ia juga mengimbau pemimpin tidak lagi mempermainkan rakyat.

”Keterpurukan kita itu sudah sempurna. Hukum tidak mencapai keadilan, ekonomi tidak membawa kesejahteraan, pendidikan tidak mencapai karakter, eksploitasi dan eksplorasi alam tidak sampai pada kapabilitas dan kompetensi, budaya tidak menghasilkan etika, dan agama tidak lagi melahirkan rahmat, tetapi justru fitnah dengan konfliknya yang menghancurkan,” ujar Hasyim saat ditemui di sela acara ”Malam Refleksi 80 Tahun NU” yang diselenggarakan di Gedung PBNU, Senin (30/1) malam.

<>

Peringatan harlah NU dihadiri pengamat ekonomi Kwik Kian Gie, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar, Fuad Bawazier, mantan Menteri Agama Tolchah Hasan, dan jajaran pengurus NU lainnya. Dalam kesempatan itu, Kwik Kian Gie menyampaikan orasi mengenai kondisi perekonomian Indonesia.

Menurut Hasyim, faktor penyebab makin sempurnanya keterpurukan bangsa adalah hilangnya moral kebangsaan di segala bidang. Moral politik, hukum, ekonomi, pendidikan, budaya, dan agama sudah musnah. Pemimpin lupa nation building, mereka lebih memerhatikan image building. Persoalan bangsa tidak pernah diselesaikan secara substansial, yang ada hanyalah penciptaan kesan.

Ia melanjutkan, persoalan tersebut tidak mungkin diselesaikan melalui pendekatan legal formal. Pemerintah harus melakukan pendekatan yang lebih bersifat moral substansial. Dalam pemberantasan korupsi, misalnya, aparat penegak hukum melakukan tebang pilih. Hal itu wajar diterapkan karena hampir semua orang korupsi. Hanya saja konsep tebang pilih yang dilakukan aparat penegak hukum seharusnya melahirkan keadilan. ”Bukan melahirkan orang apes seperti sekarang ini,” ujar dia.

Sumber : Kompas