Warta

Morales Penuhi Janji Nasionalisasikan Industri Energi Negaranya

Rabu, 3 Mei 2006 | 18:51 WIB

Santa Cruz de la Sierra, NU Online
Presiden Bolivia Morales dengan kawalan prajurit bersenjata, Senin (1/5), mengunjungi ladang minyak di San Alberto, tempat di mana dia mengumumkan nasionalisasi industri petroleum negaranya. Dalam kunjungannya itu, spanduk  juga dikibarkan dengan bertuliskan, “Nasionalisasikan Kekayaan Milik Warga Bolivia.”

Di tempat lain, para prajurit juga melakukan penjagaan di sekitar perusahaan minyak Sanketa di El Alto. Demikian sumber Reuters seperti yang dirilis Agencia Boliviana de Informacion melaporkan.

<>

Morales, Senin (1/5), mengambil langkah tepat untuk menasionalisasikan seluruh perusahaan gas alam dan industri energinya. Kebijakan Morales yang dianggap populis ini mendapat dukungan penuh dari Venezuela untuk mengembalikan kedaulatan negara sebagaimana janjinya pada kampanye pemilihan presiden. 

Secara simbolis, pengiriman pasukan ke kilang-kilang minyak dan ladang-ladang gas itu diyakini dapat memacu semangat nasionalistik atas kebijakan-kebijakan Bolivia dan negara-negara eksportir minyak lainnya terutama yang ada di Amerika latin. 

“Kami mengalami supremasi politik saat ini,” ungkap ekonom Universitas Katolik La Paz, Gonzalo Chaves dalam wawancaranya via telepon. “Nasionalisasi diterima dengan sangat antusias, namun kita harus menunggu dan melihat bagaimana dampak ekonomi dalam permaianan ini,” tambahnya.

Akibat keputusan Morales itu, banyak negara yang sudah mengambil langkah maju untuk melakukan kontrol lebih baik atas kekayaan sumber alam mereka, dipacu dengan politik nasionalis dan tingginya harga minyak (dunia).

Negara minyak terbesar seperti Saudi Arabia dan Iran sudah lebih dulu menasionalisasikan kepentingan minyaknya sejak beberapa dekade lalu. Rusia, akhir-akhir ini juga membangun kembali industri energi domestiknya. Venezuela, pemasok minyak terbesar AS, adalah negara pertama dalam tren ini.

Sementara di Peru, kandidat presiden, Ollanta Humala, menyeru pemerintah agar lebih peduli pada sumber alam dan kegiatan-kegiatan pertambangan.

Disinyalir, keputusan Morales ini nantinya akan menjadikan negaranya sebagai penghasil minyak terbesar kedua di Amerika Latin setelah Venezuela. (dar)