Warta

Muhaimin Diajukan Kiai NU Jadi Cawapres SBY

Kamis, 30 April 2009 | 11:50 WIB

Kendal, NU Online
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar diajukan sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Keputusan itu merupakan hasil Musyawarah Alim Ulama yang digelar di Pesantren Al Fadlu wal Fadzilah, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (30/4).<>

KH Ali Maschan Moesa, yang mewakili para kiai, mengatakan, Muhaimin dinilai sosok yang mampu mengemban misi para ulama. “Dia bisa mengemban misi dan dekat dengan Pak SBY, makanya para kiai berharap Muhaimin Iskandar mampu mengemban amanah ini,” ujarnya kepada wartawan usai Musyawarah Alim Ulama.

Hadir dalam pertemuan tersebut para kiai sepuh dari berbagai wilayah di pulau Jawa. Di antaranya, KH Dimyati Rois (Kendal) yang merupakan tuan rumah, KH Azis Mansyur (Jatim), KH Muslim Imam Puro atau Mbah Lim (Jateng), KH Munif Muhammad Zuhri (Demak), dan puluhan kiai lainnya.

Mereka sempat melakukan pertemuan tertutup dan membentuk tim rekomendasi sebelum memutuskan memberi mandat pada Muhaimin.

Ali menambahkan, Muhaimin akan mengemban misi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI dan Islam Ahlussunah wal Jamaah, sebuah ideologi NU yang moderat dan terbukti merekatkan bangsa Indonesia. Dua hal itu juga merupakan keputusan Musyawarah.

Selanjutnya para kiai akan berkomunikasi dengan SBY atau timnya untuk mengusulkan Muhaimin. “Mumpung soal cawapres ini masih belum putus,” ujar Ali.

Muhaimin sendiri, juga diminta berkomunikasi dengan SBY. Selain itu juga berkomunikasi dengan semua pihak, baik partai lain maupun institusi NU. “Walaupun kiai di sini juga mewakili NU, ini kan NU semua,” kata Ali yang juga mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim itu.

Para kiai, ujarnya, memilih mendukung capres SBY yang dinilai merupakan tokoh yang peluangnya besar. Pada SBY juga akan diminta mengemban misi menjaga NKRI dan ahlussunah wal Jamaah. “NKRI ini bagi kami harga mati. Ini harus dijaga,” tegasnya. (rif)