Warta

Partai Obama Diprediksi Kalah

Senin, 1 November 2010 | 19:01 WIB

Jakarta, NU Online
Partai Demokrat yang menguasai suara mayoritas di parlemen AS sekarang ini diprediksi kalah dalam pemilu pertengahan (midterm election) yang akan dilangsungkan pada Selasa (2/11) besok. Demokrat akan kehilangan sekitar 50-55 kursi. Ini sesuai dengan hasil prediksi konsensus dari peneliti publik yang independen seperti Charlie Cook dan Nate Silver.

Dalam 12 jam terakhir, dua konsultan Demokrat yang aktif di kancah perpolitikan dengan pengalaman puluhan tahun, memberikan berita yang sedikit mengejutkan. Terutama bagi partai biru tersebut. Kekalahan itu akibat kebijakan dan politik Obama yang kontroversial.<>

Namun, Kepala tim kampanye Gedung Putih Chris Van Hollen mengklaim, seperti dikutip CNN, ada kemungkinan Demokrat masih bisa menguasai parlemen. Hal ini berarti, partai Presiden Barack Obama ini takkan kalah lebih dari 39 kursi dalam pemilu yang menghabiskan dana 4 miliar dolar AS (sekitar Rp 35,7 triliun) itu.

Dalam pemilu ini rakyat AS di 34 dari 50 negara bagian akan memilih seorang gubernur untuk masa jabatan 4 tahun yang bertepatan dengan midterm ini. Khusus Negara Bagian Vermont dan New Hampshire, masa jabatan gubernur dua tahunan yang bertepatan dengan midterm dan pilpres.

Midterm seringkali dianggap sebagai referendum untuk presiden dan partai yang sedang berkuasa. Biasanya, partai presiden kalah dalam pemilu paruh masa jabatan ini. Hal ini berdasarkan sejarah dari 17 tahun terakhir.

Pemilu tahun ini, midterm akan menjadi ajang kontes untuk 435 kursi di Kongres, 37 di Senat dan 38 gubernur. Partai yang sedang berkuasa saat ini adalah Partai Demokrat, partai Presiden Barack Obama. Oposisinya, Partai Republik, kalah besar pada midterm 2006 silam.

Secara terpisah dan tanpa menyebutkan identitas masing-masing, kedua pengamat sepakat memperkirakan Demokrat bakal kehilangan 70 kursi dalam pemilu midterm kali ini. Hal tersebut tentunya akan menjadi pukulan besar bagi Obama.

Kekalahan terbesar untuk partai presiden terakhir pernah terjadi pada 1938 silam, ketika rakyat sudah tak sabar dengan krisis perekonomian Great Depression. Partai mantan Presiden Franklin D Roosevelt pun tergusur. Dalam midterm pada 2 November besok, jumlah kekalahan juga bisa kembali melampaui dua benchmark kekalahan besar Demokrat. Yakni kehilangan 55 kursi pada 1942 dan 52 kursi pada 1994.

"Banyak incumbent akan bangun pagi dalam keadaan terkejut. Siapapun yang tidak memperoleh suara lebih dari 50%, akan kalah. Bahkan, sedikit diatas 50% saja masih bisa kalah," ujar salah seorang konsultan tersebut. Tentu saja, prediksi yang suram ini bisa saja salah.

Pada pemilihan midterm terakhir, 2006 silam, Demokrat berjaya akibat kepemimpinan Presiden George W Bush dari partai oposisi, Partai Republik. Namun ketika dipimpin Presiden Bill Clinton, malah Demokrat dua kali terpilih sebagai presiden AS itu.

Kendati demikian, kondisi perekonomian tak kunjung membaik. Obama dan Demokrat mulai kehilangan pendukung. Sejumlah analis politik memprediksikan, Republik akan kembali berkuasa pada midterm tahun ini. Pendukung konservatif memang biasanya setia.

Sementara Partai Republik didukung oleh gerakan Tea Party yang mulai muncul di AS pada 2009 lalu. Gerakan politik ini bermula dari serangkaian protes yang dikoordinasikan secara lokal dan akhirnya berskala nasional. Pendukung Tea Party mayoritas orang-orang Republik.(amf/berbagai sumber)