Warta Fatayat NU Gelar Pengobatan Gratis

Pasien Membludak, Obat-obatan Tak Cukup

Selasa, 9 Mei 2006 | 14:37 WIB

Pagi itu, Selasa (9/5) ada yang berbeda dengan suasana di RT 8, RW 9, Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Puluhan warga yang mayoritas ibu-ibu, berduyun-duyun menuju Musolla Attaqwa, tempat dilaksanakannya pengobatan gratis dan pembagian sembako (sembilan bahan pokok) yang digelar oleh PP Fatayat NU.

Para ibu-ibu, dan terlihat juga beberapa membawa serta anaknya, sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Mereka yang telah sejak pagi menunggu di halaman Musolla Attaqwa, tampak antri dengan tertib menunggu giliran untuk diperiksa kesehatannya berikut menerima paket sembako.
 
“Antri ya, Bu, antri. Semua pasti dapat giliran kok. Sabar,” kata salah seorang panitia kepada warga yang baru datang.

<>

Tak banyak memang, bantuan—baik bantuan obat-obatan maupun sembako—yang diberikan kepada warga. Tapi hal itu cukup berarti bagi mereka warga miskin yang hidup di perkampungan kumuh itu, apalagi di tengah kondisi serba sulit seperti sekarang ini.

Asna, 37, yang mengeluh sudah hampir seminggu demam mengaku bersyukur sekali ada pengobatan gratis itu. “Syukur banget, Mas, ada pengobatan gratis kayak gini. Sekarang berobat ke dokter saja bisa sampe Rp 100 ribu lebih. Di sini malah dikasih sembako,“ ujarnya.

Bagi Asna, ibu dari dua anak ini, mendapatkan pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang istimewa. Pasalnya, pendapatan keluarga tak mencukupi, terutama setelah sang suami tak bekerja lagi. “Sudah dua bulan suami saya tidak kerja. Nggak ada pemasukan lagi sekarang untuk keluarga,“ ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan, Rosidah, 43. Ia yang datang karena mengeluh sakit kulit gatal-gatal, juga mengaku senang dengan adanya pengobatan gratis tersebut. “Ya, seneng lah. Lumayan kan gratis, daripada ke dokter, mahal,“ katanya.

Di luar perkiraan, jumlah warga yang berminat mengikuti pengobatan gratis tersebut membludak, hingga panitia kewalahan. Pasalnya, satu kupon yang seharusnya hanya untuk satu orang, tidak berlaku di tempat itu. Tak sedikit ibu-ibu membawa serta tiga orang anaknya sekaligus ke tempat tersebut untuk mendapatkan pengobatan gratis. Mau tak mau, tim medis dari Fatayat NU harus melayaninya.

“Obat-obatan, kita menyediakan untuk 150 orang. Tapi yang datang ada 168 orang. Beruntung kita masih ada beberapa persediaan, walaupun untuk beberapa jenis obat, seperti obat mata, vitamin anak, memang sudah habis,“ kata dr Ulfah Masfufah, tim medis yang juga salah satu pengurus PP Fatayat NU.

Menurut Ulfa, begitu ia akrab disapa, pengalaman tersebut menjadi pengalaman berharga buat Fatayat NU. Selain harus lebih menggalakkan lagi kegiatan semacam itu, harus diantisipasi juga soal kekurangan obat. “Ke depan harus diantisipasi hal semacam ini,“ katanya.

Hal senada juga diungkapkan Koordinator Baksos, Hanik Rofiqoh. Menurutnya, ke depan Fatayat NU harus lebih pro-aktif melakukan kegiatan yang sifatnya kemasyarakatan. “Ya, ke depan Fatayat NU harus pro-aktif dan lebih meningkatkan kegiatan seperti ini,“ tandasnya. (Moh. Arief Hidayat)