Warta

PBNU Desak Taliban Bebaskan Warga Korsel yang Disandera

Rabu, 1 Agustus 2007 | 10:56 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak Taliban agar segera membebaskan 21 warga Korea Selatan (Korsel) yang disandera kelompok militan dan gerilyawan di Afganistan tersebut.

Desakan tersebut disampaikan langsung Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi usai menerima dua Duta Besar (Dubes) negara sahabat untuk Indonesia; Dubes Korsel Mr Lee Sun Jin, Dubes Afganistan Zherazamin Kunary dan Kuasa Usaha Dubes Pakistan Ali Baz Khan, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (1/8)<>

Hasyim yang didampingi Rozy Munir (Ketua) dan Iqbal Sullam (Wakil Sekretaris Jenderal) sangat menyayangkan peristiwa penyanderaan 23 warga sipil Korsel yang 2 di antaranya sudah dibunuh tersebut. Apalagi, 18 di antara warga yang disandera sejak 19 Juli lalu itu adalah perempuan.

“Saya minta kebesaran dari teman-teman dan para ulama di Afganistan untuk kembali pada ajaran dan tata cara agama (Islam), bahwa di dalam Islam, perempuan tidak boleh diperlakukan seperti itu (disandera, Red),” terang Hasyim yang Presiden World Conference on Religions for Peace.

Dalam keterangannya usai bertemu tiga utusan negara terkait tersebut, ia juga menegaskan bahwa peristiwa penculikan dan penyanderaan itu murni dilatarbelakangi persoalan politik dan kepentingan kekuasaan. “Bukan peristiwa agama atau tidak ada hubungannya dengan agama, sekalipun yang menyandera itu orang Islam,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars itu menyerukan kepada para ulama dan komunitas Muslim di seluruh dunia untuk turut membantu mendorong pembebasan para sandera. Pasalnya, selain merupakan masalah kemanusiaan, penyanderaan tersebut juga akan berpangaruh pada hubungan antar-negara.

Sejak 19 Juli, ketika kelompok orang Korsel itu diculik di provinsi wilayah selatan Ghazni dalam perjalanan dari Kabul menuju provinsi Kandahar, Afghanistan selatan, Taliban telah menetapkan sejumlah batas waktu.

Pastur yang memimpin kelompok Kristen itu, Bae Hyung Kyu, ditembak mati pekan lalu. Tubuhnya yang tertembus peluru ditemukan pada 25 Juli, hari ulang tahunnya yang ke-42.

Sandera kedua yang diidentifikasi bernama Shim Sung-Min, (29) yang ditembak mati oleh Taliban, ditemukan Senin (30/7) malam.

Mayat dengan luka tembak itu ditemukan di provinsi Ghazni, sekitar 140 kilometer arah selatan dari Kabul, tidak jauh dari lokasi penculikan 23 warga Korsel pada 19 Juli.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden. (rif)