Warta DERADIKALISASI AGAMA

PBNU Siap Kirimkan Dai Ke Penjara

Selasa, 2 November 2010 | 00:01 WIB

Jakarta, NU Online
Kejahatan terorisme merupakan buah dari radikalisme yang mengatasnamakan agama. Para pelaku kejahatan terorisme juga banyak dari kalangan narapidana terorisme. Minimnya pengetahuan akan agama menjadikan mereka tetap menjadi teroris setelah bebas dari penjara.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyatakan bahwa PBNU siap mengirimkan dai-dai ke penjara untuk mengajak dialog para narapidana terorisme. “Berapapun jumlah dai yang dibutuhkan kita siap. Saya yakin hasilnya cukup efektif, karena saya pernah membuat Nabi Mushaddeq bertaubat hanya dalam dialog singkat tiga jam,” ujar Kang Said kepada NU Online.
/>
Pembinaan narapidana terorisme dengan dialog merupakan salah satu terobosan baru yang digagas oleh PBNU dalam rangka menghilangkan radikalisme. “Apakah radikalisme ini akan terus kita diamkan? Tentu tidak. Kita tentu harus menghilangkannya,” tegas Kang Said. Hal ini juga disampaikan Kang Said ketika menghadiri Simposium Nasional Deradikalisasi Agama yang diselenggarakan Lembaga Dakwah PBNU di Malang, Jawa Timur, Sabtu (30/10).

Masih menurut Kang Said, Nahdlatul Ulama merupakan ormas Islam yang mampu meneruskan perjuangan Walisongo dengan penuh toleransi. “Melihat fenomena intoleransi internasional akhir-akhir ini, NU tidak bisa tinggal diam,” jelasnya. Meski agama bukanlah faktor utama intoleransi, Kang Said menyatakan bahwa NU lah pihakyang tepat mengatasi hal ini.

Kang Said menambahkan, radikalisme seringkali dibungkus atas nama agama dan itu tentu tidak benar. Tidak ada kekerasan dalam agama dan agama juga jauh dari kekerasan. Padahal akhir-akhir ini simbol-simbol agama sering dipakai dalam radikalisme itu. “Kalau dulu gamis dan jenggot merupakan simbol kesederhanaan, maka sekarang mulai bergeser menjadi simbol kekerasan,” paparnya. (bil)