Warta

Pemerintah Tak Cukup Minta Maaf Terkait Tragedi Zakat Maut Pasuruan

Rabu, 1 Oktober 2008 | 07:32 WIB

Banyuwangi, NU Online
Pemerintah dinilai tak cukup hanya meminta maaf dan mengucapkan bela sungkawa terkait tragedi zakat maut yang menewaskan 21 orang di Pasuruan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Lebih dari itu, pemerintah harus memperbaiki sistem pengelolaan zakat.

Demikian disampaikan Mustasyar (penasihat) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Banyuwangi, KH Nuruddin Qosim, dalam khotbah salat Idul Fitri 1429 Hijriyah di masjid Samaroturroudloh, Tegal Sari, Banyuwangi, Jatim, Rabu (1/10) pagi tadi.<>

Menurut Kiai Nuruddin—begitu ia akrab disapa—tragedi memilukan itu sebagai akibat kesenjangan sosial-ekonomi yang terjadi di masyarakat. Hal tersebut diperparah oleh masih buruknya tata kelola zakat yang ada.

“(tragedi zakat maut itu) harus jadi introspeksi bagi lembaga amil zakat agar lebih profesional. Supaya juga para muzakki (pemberi zakat) percaya bahwa zakatnya benar-benar sampai pada yang berhak,” terang mantan ketua Dewan Syura DPC Partai Kebangkitan Bangsa itu. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Yusuf Suharto.

Peristiwa tragis pembagian zakat itu terjadi pada Senin, 15 September 2008, pukul 10.00 WIB. Ribuan warga miskin yang datang dari berbagai pelosok desa di sekitar Kota dan Kabupaten Pasuruan, berebut saling berdesakan guna mendapatkan zakat dengan nilai nominal Rp30 ribu per orang.

Sementara, pintu gerbang hanya dibuka untuk satu per satu orang sehingga ribuan orang yang terkonsentrasi di sebuah gang tak bisa bergerak. Bahkan, orang yang pingsan pun tidak bisa keluar dan berdesakan sehingga menewaskan 21 orang dan 13 orang luka-luka. (rif)