Warta

Planetarium: Rukyatul Hilal di 7 Lokasi Nihil

Senin, 29 September 2008 | 11:51 WIB

Jakarta, NU Online
Proses rukyatul hilal (pengamatan terhadap bulan) yang dilakukan di 6 lokasi di seluruh Indonesia nihil atau tak dapat melihat bulan. Sebab, sesuai metode hisab (perhitungan astronomis) bulan sudah terbenam sebelum matahari terbenam.

Demikian dikatakan Pakar Astronomi pada Planetarium dan Observatorium Jakarta, Cecep Nor Wendaya, sebelum pelaksanaan Sidang Itsbat (sidang penentuan) di Kantor Departemen Agama (Depag), Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (29/9).<>

Ke-7 lokasi yang dilakukan proses rukyatul hilal itu adalah Samarinda (Kalimantan Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Lamongan (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Bandung (Jawa Barat) dan Lhok Nga (Nangroe Aceh Darussalam).

“Dengan demikian, tidak ada (tim rukyatul hilal) yang menyatakan dapat melihat hilal. Di Samarinda dan Banjarmasin tadi hujan. Artinya, jelas, tidak dapat melakukan rukyatul hilal bil fi’li,” terang Cecep yang juga Anggota Badan Hisab dan Rukyat Depag.

Cecep memperingatkan bahwa terdapat benda langit, yakni, planet Venus yang penampakannya mirip bulan. Posisinya pun berada di atas matahari. Ia memperingatkan umat Islam agar tidak tertipu oleh penampakan planet tersebut.

“Jadi, hati-hati. Kalau ada yang mengaku melihat hilal, itu bisa jadi planet Venus, karena mirip bulan dan posisinya di atas matahari. Keberadaannya bisa menipu,” imbuh Cecep. (min)