Warta REFLEKSI KEMERDEKAAN

Prof Maksum: ABG Makin "Jijik" dengan Pertanian

Senin, 25 Agustus 2008 | 09:26 WIB

Yogyakarta, NU Online
Minat kalangan ABG atau anak baru gede terhadap bidang pertanian semakin merosot. ABG bahkan makin "jijik" dengan sektor ekonomi yang membersarkan mereka di desa.

Demikian dikatakan Guru Besar Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Dr H Mohammad Maksum. Menurutnya, perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Indonesia ke-63 kemarin tidak banyak bermakna bagi pengembangan sektor pertanian.<>

”Inti persoalannya adalah bahwa sektor pertanian ini nyaris tidak memiliki janji ekonomis, sektor yang dipermasalahkan. Padahal kinerja ekonomis sektor ini yang sebenarnya harus digenjot,” katanya kepada NU Online di Yogyakarta, Senin (25/8).

Dikatakan Prof Maksum yang juga Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Yogyakarta, rasa kemerdekaan bangsa Indonesia mestinya terusik lagi ketika menyaksikan eksportasi getah karet, misalnya, yang makin membengkak. Sementara itu importasi ban mobil ke Indonesia sangat besar.

”Importasi ban Bridgestone, Genlop, RTRadial, makin tinggi dan memacetkan jalan raya RI. Eksportasi getah diimbangi dengan impor ban mobil, bukan pengembangan pabrik ban dengan nilai tambah hulu-hilirnya,” katanya.

Maksum mengeluhkan, sistem tataniaga dan industri pertanian telah lama tidak dibangun sebagai kepentingan nilai tambah dan rakyat tani. Sektor ini telah lama diabaikan dalam sistem pembangunan nasional.

Akibatnya nilai tambahnya menjadi terbatas dan pada gilirannya sektor ini menjadi sektor anak tiri yang tidak menjanjikan masa depan.

”Tentu janji masa depan ini penting sekali bagi ABG. Ketika sektor ini tidak menjanjikan perekonomian dan masa depan yang menarik, maka wajar sekali kalau ABG makin jijik dan menjauhi sektor pertanian, yang dalam benak publik dan khususnya ABG tanpa masa depan dan kemerdekaan,” katanya.

Dikatakan Maksum, pemerintah mempunyai tantangan serius untuk membangun sektor pertanian. Kebijakan yang dzalim terhadap sektor pertanian menyebabkan sektor ini tidak menarik bagi kalangan ABG. ”Sistem pembangunan pertanian harus berbenah diri dan dirombak total,” katanya. (nam)