Warta JELANG KONFERWIL NU JATENG

PWNU Jateng Harus Punya Media Massa Sendiri

Kamis, 10 Juli 2008 | 05:22 WIB

Semarang, NU Online
Sebagai organisasi besar, Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah belum ditunjang oleh sarana informasi yang handal. Padahal dengan media ini, warga NU (Nahdliyin) yang tersebar di pelosok pelosok pedesaan dapat menerima informasi dengan utuh dan tidak sepotong-potong seperti sekarang ini.

Untuk mencerdaskan warga nahdliyyin media merupakan sarana paling efektif saat ini. Hal itu telah diupayakan sejak lima tahun yang lalu, namun tidak ada respon dari Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah.<>

“Padahal kalau digerakkan, ini potensi yang sangat luar biasa dan Nahdlatul Ulama punya kemampuan untuk itu,” kata Samsul Huda, wartawan Duta Masyarakat biro Semarang kepada kontributor NU Online Moh. Luthfi di Semarang, Rabu (9/7).

“Potensi Nahdliyin di bidang penulisan sangat besar. Saat ini Nahdliyyin yang menulis buku-buku yang bermutu sudah banyak, tinggal pemolesan saja sesuai dengan keinginan pasar. Sedangkan di bidang penerbitan, banyak yang bisa dilakukan seperti penerbitan buku khutbah, buku pintar Aswaja dan lain-lain,” tambahnya.

Sementara di bidang media hingga kini baru beberapa yang dimiliki oleh NU seperti Kabupaten Tegal dengan Koran Mingguan Forum Warga, NU Jawa Timur dengan Aula, PBNU dengan media NU Online dan majalah Risalah. Sedangkan PWNU Jawa Tengah hingga saat ini hanya sebagai pembaca atau konsumen saja.

Menurut Samsul Huda yang juga mantan Kepala Tabloid Warta Biro Jawa Tengah, NU Jawa Tengah sangat mampu untuk melakukan semua itu, karena dari segi SDM dan pendanaan cukup mampu, tinggal kebijakan dari PWNU Jawa Tengah dengan membentuk badan khusus melalui Lajnah Ta’lif Wan Nasyr  (LTN). Ke depan, menurutnya ini harus dapat dilakukan jika NU ingin tetap eksis di tengah-tengah masyarakat.

Dengan memiliki media sendiri, katanya, NU tidak lagi jadi bulan-bulanan media yang tidak sepaham dengan kebijakan dan ideologi NU seperti akhir akhir ini. Dan media yang dimilikinya dapat dijadikan sebagai counter attact terhadap black campaign oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan NU secara sistematis. (nam)