Warta

Ribuan Nahdliyin Antar Jenazah KH S. Abdullah Sachall

Selasa, 2 September 2008 | 20:25 WIB

Bangkalan, NU Online
Mendung duka menyelimuti Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa (3/9). Salah satu putra terbaik Bangkalan dan juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jatim KH S. Abdullah Sachall dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa, kemarin pukul 02.59 WIB dini hari di Rumah Sakit Husada Utama, Surabaya.

Kepergian Pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Cholil yang juga cucu pendiri NU ini benar-benar membuat masyarakat Bangkalan merasa kehilangan. Kondisi ini terekam begitu jelas dari jumlah penta’ziyah yang terus menyemut memadati kediaman almarhum yang berada di jantung kota. Apalagi pemakaman dilakukan h<>ari itu juga.

Selain masyarakat luas, beberapa ulama Jatim juga hadir, antara lain KH Mas Nidhomuddin Sidoresmo Surabaya, KH Nawawi Abdul Jalil Sidogiri, KH Mas Ahmad Noer Fuad Sidogiri, KH Miftahul Akhyar (Rais Syuriyah PWNU Jatim), jajaran pejabat Bangkalan serta anggota DPRD Bangkalan, anggota DPD, mantan Dubes RI untuk Qatar Abdul Wahid Maqtub dan H Soekarwo.

Setelah disemayamkan dirumah duka, jenazah ditempatkan di musholla pesantren untuk memberi kesempatan kepada penta’ziyah untuk melalukan sholat jenazah, baru pada jam 13.00 WIB jenazah Rais Syuriyah PCNU Bangkalan itu diberangkatkan menuju Masjid Agung Bangkalan guna dilakukan sholat jenazah.

Sebelum dikebumikan dikomplek Maqbaroh Syaikhona Cholil di Desa Martajesah sekitar 3 Km dari arah kota Bangkalan, Sholat jenazah di Masjid Agung yang diikuti ribuan warga Nahdliyin Bangkalan tersebut dipimpin oleh KH Mas Achmad Noer Fuad dari Sidogiri.

Setelah prosesi sholat jenazah selesai dilakukan keranda jenazah langsung diusung menuju lokasi makam, kecintaan dan rasa hormat kembali diperlihatkan masyarakat Bangkalan kepada Almaghfurlah. Sengatan Matahari pada hari kedua puasa tersebut seakan tidak terasa. Mereka bukan hanya berjubel tapi juga berebut untuk memegang bambu yang disediakan untuk mengusung jenazah.

Jalur menuju lokasi pemakaman yang sudah ditutup sejak berita meninggalnya almarhum diumumkan seakan tidak memberi banyak pengaruh masyarakat tetap berebut dan meninggalkan kemacetan yang panjang. Setelah kurang lebih satu jam dalam perjalanan jenazah baru memasuki areal pemakaman, lokasi pemakaman yang masih dalam tahap pembangunan masjid tersebut terasa kian begitu sesak dengan ummat. Tak ayal sebagian pentakziyah harus naik ke lantai 2 yang masih dalam tahap penyelesaian.

Di lokasi pemakaman tampak menjemput Bupati Bangkalan RKH Fuad Amin Imron, Wakil Bupati Drs HM Syafik Rofii, Putra-putri almaghfurlah dan tokoh masyarakat Bangkalan.

Kembali kemacetan terasa begitu jenazah akan dimasukkan keliang lahat, seakan belum siap untuk melepas sang pujaan, masyarakat dengan membaca sholawat dan tahlil merengsek kedepan lokasi makam. Situasi baru terkendali setelah Bupati Bangkalan yang juga kelaurga besar KHS. Abdullah Sachall mengambil komando, dengan suara parau Ra Fuad panggilan akrab mantan anggota DPR-RI ini dalam bahasa Madura meminta agar masyarakat menahan diri untuk tidak merangsek ke depan. Setelah situasi terkendali jenazah dikebumikan disisi barat sang kakek yang juga pendiri NU Syaikhona Moch Cholil.

Setelah dilakukan proses pemakaman acara dilanjutkan dengan pembacaan talqin yang dipimpin oleh Rais Syuriyah PW.NU Jawa Timur KH Miftakhul Akhyar dan Ketua Dewan Syuro PKB Bangkalan KH Moch Faisol Anwar.

Usai prosesi pemakaman dilanjutkan sambutan atasnama keluarga yang pada kesempatan tersebut disampaikan langsung oleh RKH Fuad Amin Imron Bupati Bangkalan. Mengawali sambutannya sosok yang dikenal jago humor tersebut terlihat tidak mampu menyembunyikan rasa dukanya, dengan suara parau dan menangis Ra Fuad menyampaikan ucapan terima kasih, sekaligus rasa duka yang begitu besar baik atas nama pribadi maupun atasnama pemerintah daerah.

“Beliau (KH. Abdullah) telah banyak mendarmakan waktunya kepada dakwah Islam, setiap hari almaghfurlah memberikan dakwah dari desa ke desa, kita telah kehilangan sosok yang begitu dengan ummat,” papar Ketua Dewan Syuro PKB Jawa Timur ini.

Selain mengungkap jasa-jasa almaghfurlah selama hidupnya, Bupati yang memimpin Bangkalan untuk kali keduanya ini juga berharap agar semua keluarga besar Bani Cholil menjaga persatuan dan kesatuan, persatuan dan kesatuan Bani Cholil akan memberikan manfaat yang besar kepada umat.

"Kalau Bani Cholil tidak dapat bersatu kasihan umat," papar Bupati, yang kerap mendapat penghargaan dari Pemerintah Pusat ini.

Pesan terakhir atasnama keluarga disampaikan oleh Bupati kaitannya dengan pengganti KHS Abdullah Sachall selaku pengasuh dan pengelola pesantren, yakni diberikannya amanah dan kepercayaan kepada RKH Fachrillah Aschal sebagai putra laki-laki tertua dari almarghfurlah.

Keselurahn proses pemakaman berakhir pada jam 15.30 WIB yang dilanjutkan dengan tahlil selama tujuh hari bertempat di kediaman almaghfurlah di komplek Pesantren Syaikhona Moch Cholil Demangan Bangkalan. (azz)