Jakarta, NU Online
Ulama terkemuka asal Mesir Syeikh Yusuf al-Qaradhawi Kamis (11/1) siang mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat. Sang Syekh yang datang bersama Menteri Agama RI Maftuh Basyuni disambut hangat oleh para pengurus NU, antara lain, KH Hasyim Muzadi, KH Ma’ruf Amin, KH. Said Aqil Siradj, KH Maghfur Utsman, dan KH Nazaruddin Umar.
Kiai Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pengantar atas nama PBNU berseloroh bahwa di Indonesia nama Syeikh Yusuf Qaradhawi dipanggil secara salah kaprah, Yusuf Qordhawi. “Padahal kalau dibahahasa-Indonesia-kan artinya itu tukang kritik. Jadi yang benar Qaradhawi,” kata Kiai Ma’ruf Amin disambut tawa Sang Syeikh dan hadirin.
<>Tidak kalah, Sang Syekh menimpali, dirinya kebetulan lahir pada tahun kelahiran organisasi Nahdlatul Ulama, tahun 1926. “Berarti saya ini anak NU,” katanya bergurau. Dirinya mengaku pertama kali mengenal NU saat salah seorang ketua NU KH. Idham Kholid berkunjung ke Universitas Al-Azhar Mesir.
Syeikh Yusuf Qaradhawi mengajukan pesan, tugas NU saat ini adalah menjadi dinamo bagi kebangkitan umat Islam di Indonesia dan dunia. Menurutnya Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar di dunia mempunyai kekayaan alam dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk “memenangkan” umat Islam dari tekanan dunia internasional.
“Tapi tanpa mesin pengerak semua itu tidak akan bias jalan. Ada satu kekuatan lagi yang lebih besar dimiliki oleh NU yakni kekuatan rohani,” kata Syeik Qaradhawi.
Dirinya mengaku bangga dengan model Islam moderat yang dipaktikkan oleh NU. Sistem pengambilan hukum Islam dalam NU yang mengambil salah satu dari empat Mazhab Fikih dan sistem berteologi dengan mengikuti dua mazhab besar yang diterapkan secara longgar memberikan ruang untuk saling bertoleransi dengan kelompok Islam mana pun.
“Dengan toleransi kita akan bisa bersatu dan memperkecil perbedaan. Dengan toleransi kita akan bisa menyatukan barisan untuk membantu umat Islam di Palestina dan Irak. Saya juga sepakat dengan Kiai Ma’ruf Amin bahwa umat Islam adalah umat yang mengambil jalan tengah,” kata Syeik Qaradhawi.
Rais Syuriah PBNU KH Maghfur Utsman yang menjadi pemandu acara berseloroh lagi. “Kalau Syeikh Qaradlawi lahir di Indonesia pasti menjadi warga NU. Dan beliau kayaknya punya bakat untuk menjadi rais syuriah,” katanya diikuti tawa hadlirin.
Ketua Umum PBNU KH. Muzadi saat memberikan kata penutup mengatakan, Nahdlatul Ulama saat ini sedang melakukan upaya-upaya untuk melerai konflik antara Sunni dan Syiah yang terjadi di Irak dan Negara-negara di Timur Tengah umumnya. NU telah menyatukan langkah dengan organisasi Islam yang lain yang seperti Muhamammdiyah dan Majelis Ulama Indonesia. “Dalam waktu dekat saya juga akan bertemu dengan Ayatullah At-Tazkiri di Iran untuk membahas masalah itu,” katanya. (nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
6
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
Terkini
Lihat Semua