Daerah

121 Pelajar Madrasah Aliyah Ponpes Sunan Drajat Lamongan Kunjungi IPB

Rabu, 21 September 2005 | 04:57 WIB

Bogor, NU Online
Sebanyak 121 siswa-siswi jurusan IPA dan IPS Madrasah Aliyah (MA) Ma’arif 7, Lamongan, Jawa Timur (Jatim) yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat mengunjungi Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka "study tour" dan diterima di Auditorium Rektorat, Kampus IPB Darmaga, Bogor.
    Kedatangan mereka disambut oleh Kepala Bidang (Kabid) Protokoler, Kuat Santoso, S.Sos bersama staf Protokoler dan Hubungan Alumni (Prohumasi) IPB, Waladan Mardija, dan Eko Wigiantoro.
    "Para siswa-siswi itu datang pada saat IPB sedang merayakan Dies Natalis ke-42 pada tahun 2005 yang akan berakhir pada akhir September," kata Kuat Santoso, Rabu.
    Rombongan study tour siswa-siswi dari Jawa Timur itu dibawa langsung oleh Kepala Sekolah MA Ma’arif 7 Lamongan, Drs Budi Santoso, bersama enam orang staf pengajarnya. Salah satu dari staf pengajarnya adalah alumni Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB.
    Dalam kesempatan itu Kabid Protokoler Kuat Santoso mengatakan, IPB memiliki beberapa lahan percobaan yang tersebar di mana-mana.
    Di antaranya berada di kawasan Jonggol (Kabupaten Bogor), Pasir Saronggeng, Pulau Tinjil (Propinsi Banten), Ancol (DKI-Jakarta), Gunung Walat (Kabupaten Sukabumi) dan beberapa tempat lainnya dan semua lahan percobaan itu dimanfaatlkan untuk pendidikan ataupun penelitian.
    "Salah satu lahan percobaan yang terkenal adalah di Pulau Tinjil, di sana ada penangkaran monyet ekor panjang yang penelitianannya diperuntukkan bagi penderita AIDS," katanya.
     Sementara itu Kepala Sekolah MA Ma’arif 7 mengungkapkan, kedatangan mereka merupakan kegiatan study tour yang sudah menjadi kebiasaan sekolahnya pada tiap kenaikan siswa ke kelas tiga.
     "Untuk tahun ini kita memprogramkan study tour untuk para siswa dengan mengunjungi IPB, alasannya karena sebagian besar mata pencaharian di daerah kami adalah petani, dan kita ingin belajar dari IPB," katanya.
     Menurut dia, terlalu banyak kekurangan Madrasah Aliyah yang dipimpinnya itu, maka dari itu saran dan masukan dari IPB sangat diperlukan saat pulang nanti demi perkembangan sekolahnya.
     "Jumlah siswa kelas tiga pada dasarnya sekitar 200 orang, namun karena berbeda jurusan yaitu bahasa dan keagamaan, tidak bisa ikut semua," katanya.(atr/cih)

 

<>


Terkait