Kekerasan terhadap Pagar Nusa Sukoharjo: Tegakkan Keadilan dengan Jalur Hukum
Selasa, 24 September 2024 | 07:00 WIB
Ilustrasi hukum yang seimbang bagi seluruh warga negara tanpa mengenal jabatan, golongan, ras, warna kulit (Foto: NU Online)
Aizzudin Abdurrahman
Kolomnis
Peristiwa kekerasan yang menimpa anggota Pagar Nusa di Sukoharjo baru-baru ini telah mengguncang hati seluruh warga Nahdlatul Ulama, khususnya keluarga besar Pagar Nusa. Sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa masa khidmat 2012-2017, saya merasa terpanggil untuk merespons peristiwa ini, yang tidak hanya melibatkan kekerasan fisik tetapi juga menggoyahkan rasa keadilan yang menjadi landasan utama perjuangan kita.
Pagar Nusa adalah bagian tak terpisahkan dari Nahdlatul Ulama, organisasi yang telah mengabdi bagi bangsa dan agama dengan mengusung nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sebagai "orang tua" bagi Pagar Nusa, merasakan keprihatinan mendalam atas apa yang terjadi di Sukoharjo. Kekerasan dalam bentuk apa pun, apalagi dilakukan oleh aparat penegak hukum, tidak bisa dibiarkan berlalu begitu saja tanpa tindakan tegas yang berlandaskan keadilan.
Pagar Nusa: Benteng Keberanian dan Kedamaian
Pagar Nusa, menurut sebagian pihak, sejak didirikan mungkin tampak seperti saat ini, sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama berbasis profesi dan kekhususan yaitu kanuragan, pengembangan seni beladiri.
Baca Juga
Pagar Nusa, Laa Ghaaliba Illa Billah
Akan tetapi jauh sebelum itu, Pagar Nusa dilahirkan atas semangat para pendekar yang menjaga nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, ketekunan, dan menjaga kehormatan bangsa. Lebih daripada itu, Pagar Nusa dibangun diatas pondasi genealogi kekeluargaan, keilmuan, dan perjuangan sekaligus sebagai sesama pendekar yang diwariskan secara turun menurun sebelum bangsa ini berdiri, yang kemudian bersatu dan bersepakat “menyerahkan” kepada Nahdlatul Ulama, untuk dilembagakan sebagai bagian dari organisasi.
Nilai-nilai luhur Pagar Nusa yang selalu diajarkan oleh para pendekar antara lain mengedepankan perdamaian, kesabaran, dan akhlak mulia dalam menghadapi berbagai situasi, baik di dalam maupun di luar gelanggang. Kekerasan yang dialami oleh anggota Pagar Nusa di Sukoharjo adalah mencederai terhadap nilai-nilai ini, dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memastikan bahwa kebenaran ditegakkan. Pelanggaran telah terjadi.
Sebagai mantan Ketua Umum Pagar Nusa, saya dapat memahami bahwa kemampuan beladiri perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan, tetapi di sisi lain sudah menjadi amanah organisasi harus dikelola dengan baik dan bijaksana untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, langkah hukum yang diambil oleh Pimpinan Pusat Pagar Nusa di bawah kepemimpinan Gus Nabil Haroen adalah langkah yang sangat bijaksana dan sudah seharusnya kita semua memberikan dukungan penuh.
Dukungan Penuh terhadap Langkah Hukum PP Pagar Nusa
Langkah yang diambil oleh Gus Nabil Haroen dan jajaran Pimpinan Pusat Pagar Nusa dalam merespons insiden ini menunjukkan kematangan dan kedewasaan dalam menghadapi permasalahan yang tidak mudah. Pagar Nusa, dengan tegas, memilih jalur hukum sebagai jalan untuk menegakkan keadilan, bukan melalui jalan kekerasan atau tindakan reaktif. Pagar Nusa membuktikan dengan tetap setia pada nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Nahdlatul Ulama.
Kita semua mendukung penuh langkah-langkah ini, melalui proses hukum yang adil dan transparan kita bisa memastikan bahwa keadilan benar-benar diwujudkan. Hal ini penting tidak hanya bagi para korban kekerasan, tetapi juga keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Baca Juga
Gus Maksum, Sang Pendekar Pagar Nusa
Tanggung Jawab Aparat Penegak Hukum
Sebagai aparat penegak hukum, wewenang yang diberikan seharusnya dijalankan dengan penuh tanggung jawab dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (law and order), memerangi kejahatan (fighting crimes), melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan kekerasan yang melahirkan ketakutan dan luka.
Oknum aparat penegak hukum yang melanggar tugas dan wewenangnya dengan kekerasan sebagaimana yang terjadi pada peristiwa di Sukoharjo, perlu mendapatkan atensi yang lebih dan hukuman seharusnya agar memberikan efek jera bagi aparat penegak hukum lainnya untuk tidak melanggar hak asasi dan kemanusiaan dan batas kewenangan dalam melaksanakan tugasnya di masa mendatang. Investigasi yang mendalam, transparan dan akuntabel harus dilakukan.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mendesak pihak kepolisian untuk segera melakukan penyelidikan atas kasus ini dan memproses pihak-pihak yang terbukti bersalah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Hukum harus ditegakkan, baik itu kepada warga sipil maupun aparat penegak hukum. Dengan cara ini, kepercayaan masyarakat harus terus dijaga, jangan hanya akibat oknum aparat penegak hukum, institusi penegak hukum dikorbankan, yang selama ini diharapkan menjadi pelindung dan pengayom.
Pesan Persatuan dan Ketenangan
Kepada segenap keluarga besar Pagar Nusa di seluruh Indonesia, menjadi keharusan kita untuk terus tetap tersadar dengan baik, jernih dalam menghadapi segala permasalahan termasuk tantangan sosial kemasyarakatan di masa yang akan datang, terlebih permasalahan yang kita hadapi saat ini, dan tetap tenang dengan menempuh jalan keluar secara dewasa. Penguatan moral dan spiritual melengkapi upaya Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa harus terus diikhtiarkan.
Peristiwa ini juga menjadi momentum solidaritas bersama sebagai warga Nahdliyin. Dalam kondisi seperti ini, menghindari cerai berai menjadi kekuatan. Provokasi dan emosi oleh siapapun hanya akan melahirkan bencana. Pagar Nusa adalah pergerakan di atas itu semua.
Saya mengimbau kepada semua pihak untuk mendukung upaya hukum yang telah ditempuh oleh Pimpinan Pusat Pagar Nusa. Berdiri bersama dalam menegakkan keadilan bagi para korban kekerasan di Sukoharjo, dengan tetap berpijak pada prinsip-prinsip kesabaran dan ketenangan dalam mewujudkan keadilan. Ini menjadi pondasi utama sebagaimana yang telah diamalkan para pendekar Pagar Nusa yang telah berjasa atas berdirinya bangsa ini.
Kepada aparat penegak hukum, kasus ini segera ditangani dengan serius dan tuntas. Proses hukum yang adil dan transparan akan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Kita senantiasa berharap atas segala anugerah bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT. Laa ghaliba illa billah.
H. Aizzudin Abdurrahman, Ketua PBNU (2015 – sekarang) dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa masa khidmah 2012-2017
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua