500 Hafidz-Hafidzah Ikuti Seleksi Tilawatil Qur'an JQHNU di Blitar
Sabtu, 2 Juli 2022 | 13:00 WIB
Blitar, NU Online
Minat generasi muda Blitar untuk menjadi generasi Qur'ani sangat tinggi. Terbukti lebih kurang 500 peserta turut serta dalam Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) ke-5 Jam’iyyatul Qurra' Wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Mereka merupakan delegasi dari 22 kecamatan di Kabupaten Blitar dan beberapa utusan dari luar Blitar. Acara bertema Dengan STQ JQHNU Kabupaten Blitar, Kita Berupaya Melestarikan Budaya Islam dalam Membangun Generasi Qur'an yang Partisipatif dan Bermartabat Menuju Blitar Berkualitas ini dijadwalkan pada 2-3 Juli 2022 di MTs Ma'arif NU Bakung Udanawu Blitar.
Ketua JQHNU Blitar, Muhammad Isna Hanbali, mengatakan bahwa terdapat 500 peserta yang tercatat. “Nanti malam acara dibuka Bupati Blitar Hj Rini Syarifah dan dihadiri juga oleh PCNU dan Forkopimda Blitar,” ujarnya kepada NU Online, Sabtu (2/7/2022).
Menurut Isna, panggilan akrabnya, para peserta akan ditempatkan di beberapa lokasi. Untuk pembukaan dipusatkan di Kampus MTs Ma'arif NU Udanawu. Sebagian acara berlokasi Masjid Al-Musthofa, mushala, Balai Desa Bakung, dan Pesantren Al-Ma'arif Bakung Udanawu.
Ia mengatakan, seleksi tahun ini dibagi menjadi 11 jenis lomba seperti Musabaqah Tilawah Qur’an (MTQ), Musabaqah Tartil Qur’an (MTQ), Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ), Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), Sari Tilawah/Puitisasi Al-Qur’an.
“Selain itu, ada juga Lomba Cerdas Cermat PAI (LCP), Lomba Melukis Islami, Lomba Kaligrafi Islam (LKI), Lomba Pidato PAI (LPP), dan Lomba Kreasi Busana (LKB). Sebenarnya ada 14 kategori lomba jika mengacu pada lomba MTQ Nasional. Tapi kita ambil 11 kategori saja,” ungkap Isna.
Salah seorang panitia lokal, Amirul Mukminin, menambahkan bahwa dari tahun ke tahun minat peserta terus bertambah. Tahun lalu, sebelum Covid-19 hanya sekitar 250-an peserta. Kali ini sekitar 500-an peserta.
“Sebagai tuan rumah, kita siap menyambut para utusan peserta dan berusaha memfasilitasi semua yang dibutuhkan pihak panitia,” tandasnya.
Karena ada 11 kategori yang dilombakan, lanjut dia, maka tempatnya harus terpisah. Tidak satu tempat saja supaya jalannya acara lancar. Masing-masing lomba tidak ada yang terganggu.
“Untuk kegiatan ini, kami melibatkan masyarakat sekitar. Mulai dari RT, RW, dan Desa serta organisasi NU dan banomnya. Masjid, mushala, dan balai desa kita gunakan untuk acara,” tambah Amirul.
Kontributor: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Musthofa Asrori