Antisipasi Perubahan Iklim, NU Kencong Tanam Bibit di Bibir Pantai
Jumat, 30 September 2022 | 11:30 WIB
Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kencong. (Foto: Istimewa)
Jember, NU Online
Kawasan pesisir pantai selatan Jember, Jawa Timur termasuk daerah rawan bencana gempa dan tsunami. Karenanya, sejumlah hal dilakukan demi memastikan kawasan ini aman dan warga sekitar memiliki pengetahuan terhadap kondisi yang ada.
Sadar dengan hal tersebut, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kencong, Jember, Jawa Timur melakukan sejumlah antisipasi, apalagi seiring dengan perubahan iklim saat ini.
“Kami sudah melakukan banyak hal, termasuk dalam menghadapi perubahan iklim,” kata Ketua PCNU Kencong, H Zainil Ghulam, Jumat (30/9/2022).
Dijelaskan Gus Ghulam bahwa selama ini yang dilakukan adalah dengan melakukan penanaman bibit pohon cemara di Pantai Puger hingga kawasan Gumukmas. Sebagai penaggung jawab kegiatan adalah Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kencong.
“Kegiatan penanaman bibit pohon cemara tersebut juga sebagai rangkaian dari peringatan 1 abad NU,” ungkap alumnus Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo tersebut.
Dijelaskannya bahwa kegiatan penanaman bibit sebagai langkah kongkrit dalam mengantisipasi perubahan iklim. Apalagi sebelumnya, Bupati Jember, Hendy Siswanto memimpin apel kesiapsiagaan penanganan bencana gempa dan tsunami di pesisir selatan. Kegiatan itu untuk mempercepat mitigasi di enam kecamatan rawan terdampak tsunami setinggi 20 meter.
Disampaikan Gus Ghulam bahwa selama ini PCNU Kencong terlibat aktif dalam mitigasi penanganan bencana. Termasuk evakuasi keselamatan warga di sejumlah titik rawan bencana gempa dan tsunami.
“Tim nantinya akan terjun ke masyarakat untuk sosialisasi rambu-rambu evakuasi dan juga memberikan pelatihan penyelamatan jika terjadi bencana alam,” terangnya.
Dari pantauan BPBD setempat, wilayah pesisir selatan Jember berpotensi terdampak gelombang tinggi 20 meter yang terjadi pascagempa dengan kekuatan minimal 7 skala richter. Wilayah pesisir selatan itu meliputi 6 kecamatan, yakni Kecamatan Jombang, Kencong, Gumukmas, Puger, Wuluhan dan Ambulu.
Hanya saja yang menjadi kendala selama ini adalah ketersediaan bibit yang terbatas. Dengan demikian, upaya melakukan antisipasi bencana alam terganggu dengan problem ini.
“Kami berharap keterlibatan sejumlah pihak entah dari pemerintah kabupaten maupun provinsi, hingga pusat untuk turut menyediakan bibit yang dibutuhkan. Sedangkan relawan untuk menanam bibit di tempat kami sangat berlimpah,” terang dia.
Pada kesempatan tersebut dirinya juga mengajak warga Nahdlatul Ulama dan masyarakat secara umum untuk juga melakukan sejumlah persiapan. Apalagi diprediksikan saat ini akan memasuki krisis global.
“Kita tidak menginginkan terjadi krisis pangan dan sejenisnya di Indonesia, karenanya sudah saatnya Nahdliyin dan warga secara umum untuk menanam lahan kosong di sekitar rumah dengan sayuran dan buah-buahan,” ajaknya.
Dirinya bersyukur karena beberapa warga di Kencong memiliki kesadaran akan hal tersebut. Hal itu dibuktikan dengan melakukan penanaman sayuran dan buah-buahan yang memanfaatkan lahan yang ada, termasuk dengan cara hydroponik.
“Kami berharap, kesadaran seperti itu akan terus menjalar ke warga lain sebagai bukti kecintaan cinta Tanah Air,” pungkasnya.
Pewarta: Syaifullah Ibnu Nawawi
Editor: Syamsul Arifin