Suasana Rumah Makan Sate Sidodadi di Mulyojati 16 C, Kota Metro, Lampung, Jumat (30/6/2023). (Foto: NU Online/Faizin)
Metro, NU Online
Hari Raya Idul Adha atau yang sering disebut lebaran kurban memang sangat identik dengan melimpahnya daging kurban yang beredar di masyarakat. Pada momentum ini, banyak masyarakat yang memiliki stok daging dan sedikit banyak berimbas pada omzet warung makan yang mengolah bahan dasar daging seperti sate, gule, dan tongseng.
Setidaknya ini yang dirasakan pemilik Rumah Makan Sate Sidodadi di Kota Metro Lampung, Mansur Hidayat dan diungkapkannya kepada NU Online, Jumat (30/6/2023). Menurut Mansur, setiap datang lebaran kurban, jumlah pembeli di rumah makan yang terletak di Kawasan 16 C Kota Metro ini berkurang dari biasanya.
“Jumlah yang makan di lokasi menurun. Karena diperkirakan masyarakat sedang mengolah daging di rumah masing-masing,” katanya.
Namun, tetap ada juga masyarakat yang menurutnya datang ke rumah makannya untuk membeli peralatan membuat menu membakar sate. Masyarakat banyak yang membeli bahan-bahan seperti arang, tusuk sate, dan juga bumbu sate. “Biasanya mereka membeli bumbu kacang untuk sate atau perlengkapan lainnya,” ungkapnya.
Selain itu, para pelanggan juga ada yang menyerahkan daging kurbannya ke tempat usahanya untuk diolah menjadi berbagai menu seperti sate, gule, tongseng, dan juga rendang. Masyarakat saat ini menurutnya ingin sesuatu yang praktis dalam mengolah daging kurban.
“Jadi ya, Alhamdulillah masih ada rezeki dari yang lain. Yang penting tetap menjaga kualitas pelayanan, ikhtiar, berdoa, dan istiqamah,” katanya.
Sementara masyarakat saat ini juga banyak yang mengolah dagingnya untuk menu makanan yang bisa bertahan lama seperti bakso. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat di Kabupaten Pringsewu, Lampung yang membawa daging kurban ke tempat penggilingan bakso.
“Antre, mas. Sampai ada 10 antrean. Biasanya nggak antre seperti ini,” kata Ibu Syafa yang berada di salah satu tempat penggilingan daging untuk membuat bakso di Pringsewu Barat.
Di tempat tersebut, pemilik penggilingan daging sudah menyiapkan bumbu-bumbu khusus untuk dicampurkan dengan daging yang dibawa oleh masyarakat. Setelah proses penggilingan selesai, masyarakat tinggal membawa adonan yang nantinya dibuat bundar-bundar dan direbus di rumah masing-masing.
Ibu Syafa mengatakan bahwa dengan dibuat menu bakso, daging kurban dapat disimpan dalam waktu yang lama. “Juga praktis, Mas, kalau mau menu bakso tinggal olah. Ambil dari freezer,” ungkapnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aiz Luthfi