Suasana praktek merawat jenazah dalam pelatihan yang digelar Aswaja NU Center Jember. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Jember, NU Online
Merawat jenazah, sepintas terkesan sebagai pekerjaan yang gampang. Tapi nyatanya tidak banyak warga masyarakat yang bisa dan mau merawat jenazah saat ada tetangganya meninggal dunia. Biasanya perawat jenazah adalah orang-orang tertentu, dan itu-itu juga yang melakukan pekerjaan sosial tersebut.
“Padahal regenerasi mesti terjadi, karena yang tua pada saatnya harus diganti ” ujar Sekretaris Aswaja NU Center Jember, Muhammad Kholili saat Pelatihan Merawat Jenazah di halaman masjid Baitus Salikin, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (14/7) malam.
Menurutnya, masyarakat khususnya generasi muda bukan hanya tidak berminat belajar merawat jenazah, tapi juga enggan untuk menjadi perawat jenazah. Alasannya karena merawat jenazah merupakan tugas kiai kampung atau sesepuh di sekitarnya. Padahal merawat jenazah mulai dari memandikan, mengkafani hingga menguburkan jenazah adalah fardu kifayah.
“Artinya, kalau dalam satu lingkungan ada yang meninggal dunia, tapi di sisi lain tidak ada yang bisa dan mau merawat hingga jenazah tersebut terlantar, maka dosa semua warga di lingkungan itu,” ungkapnya.
Aktivis migrat care itu mengaku bersyukur bahwa hingga saat ini perawatan jenazah di kalangan NU masih bersifat sosial. Selain berpahala, merawat jenazah juga merupakan bentuk kepedulian dan tolong-menolong dalam menghadapi orang (keluarga) yang dirundung duka.
“Perawat jenazah melakukan tugasnya sebagai bentuk kepedulian sosial, niat membantu keluarga yang ditinggalkan. Malah kalau di desa-desa, yang menguburkan rebutan,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Ketua LBMNU (Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama) Jember, Kiai Syukri Rifa’i menegaskan, perawatan jenazah tidak hanya untuk memenuhi kewajiban syar’i juga membangun simpati atau turut berduka bagi keluarga yang ditinggalkan.
“Bayangkan misalnya kalau tidak ada yang merawat jenazah, ini sekali lagi misalnya, betapa kian berdukanya keluarga yang ditinggalkan,” lanjutnya.
Ia berencana secara berkala akan menyelenggarakan Pelatihan Merawat Jenazah dengan lokasi berbeda agar semakin banyak orang yang bisa merawat jenazah. Yang paling diharapkan terlibat dalam pelatihan itu adalah para pemuda, agar mereka tidak hanya sibuk dengan gawai tapi juga tahu cara merawat jenazah dengan benar.
“Semoga terlaksana, akan kami programkan secara berkala,” pungkasnya.
Pelatihan Merawat Jenazah yang diikuti 100-an peserta tersebut digelar hasil kerja sama antara Aswaja NU Center Jember dan LBMNU Jember .
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi